100 Dhalang Anak Semarakkan Pentas Wayang Kolaborasi

Teras Malioboro News — Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menggelar Pagelaran Wayang Kolaborasi, Rabu, (4/10) di Plaza Serangan Umum 1 Maret, Yogyakarta. Yetti Martanti, S.Sos, M.M selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta mengatakan, Pagelaran Wayang Kolaborasi dengan mengambil tema “SAWEGA” yang mengandung arti Siap Menjalankan Tugas ini selaras dengan tema HUT Kota Yogyakarta ke-267 yakni “Tatag-Teteg-Tutug”. 

Berbeda dengan gelaran wayang pada umumnya, Pagelaran Wayang pada hari ini dibawakan oleh lima dalang anak yang telah menorehkan berbagai prestasi. Dalang anak yang tampil merupakan hasil pembinaan dari kegiatan “Pelatihan Dalang Anak dan Remaja”, kerjasama antara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta dengan PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia) Kota Yogyakarta.

Mereka terdiri dari : Adimas Alby Ersani Widyaputra, Ivo Lanta Sang Kesawa, dan Alfariel Augusto Wijonarko untuk penampilan wayang kulit. Sementara wayang golek dibawakan oleh Rafael Satriyo Adi dan Keefe Juris. Kelima dalang anak tersebut telah menorehkan banyak prestasi, baik di tingkat DIY maupun nasional. 

Baca Juga : Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Kembali  Gelar Pentas Wayang Kulit  

Pj. Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, S.H, M.Ed mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada para pedalang cilik yang sudah mencintai seni pewayangan. Ia berharap, dengan melibatkan anak-anak pada pagelaran wayang kolaborasi tahun ini dapat menjadi inspirasi untuk merawat budaya di negeri sendiri. 

“Tidak sebatas menghidupkan setiap tokoh, tapi saya berharap juga anak-anakku sekalian juga belajar mengenai nilai-nilai adiluhung yang terkandung di setiap lakon cerita wayang. Hal ini perlu terus dilestarikan, sehingga generasi mendatang banyak menghadirkan seniman pedalang dari Kota Yogyakarta menuju dunia.” ujar Singgih dalam sambutannya.

Pemilihan lakon Gathotkaca Winisuda sebagai lakon pada pagelaran wayang kolaborasi tahun ini tidak lepas dari kisahnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan dan berpijak pada satu tujuan, yaitu ambrasta durangkara atau membasmi perbuatan jahat dan angkara murka untuk menegakkan kebenaran. Pada tiap bagian cerita menggambarkan kesatria yang berupaya membela kebenaran dengan melalui berbagai rintangan yang tak mudah ditundukkan. 

Baca Juga : Kegiatan FSY 2023 Sangat Padat. Berikut Ini Program Acaranya..

Dikisahkan dalam cerita tentang suksesi Negeri Pringgodani sepeninggal Prabu Arimba. Ambisi Prabu Duryudana dari Astina untuk menyatukan negaranya dengan Pringgodani, digagalkan dengan pengangkatan Gatotkaca menjadi raja. Rombongan Kurawa yang tidak terima dengan pengangkatan tersebut membuat kekacuan dengan menimbulkan peperangan. Namun dapat dilerai oleh Batara Narada dan pasukan kurawa lainnya berhasil diatasi oleh Pandawa. Diwisudanya Gatotkaca sebagai raja Pringgodani telah memulihkan kembali keadaan kerajaan damai seperti semula. 

 Pagelaran Wayang Kolaborasi yang dipimpin oleh Fani Rickyansyah ini  disemarakkan dengan  iconic flashmob wayang yang dibawakan oleh 100 dalang anak wayang kulit dari berbagai sanggar yang ada di Kota Yogyakarta. Acara semakin semarak dengan kolaborasi dari pengerawit dan penari Langen Carita Kota Yogyakarta, yang pada tahun ini mendapatkan juara 1 tingkat DIY. 

Penyelenggaraan Pagelaran Wayang Kolaborasi dengan melibatkan anak-anak menjadi salah satu bentuk pembinaan kebudayaan yang telah Pemerintah Kota Yogyakarta lakukan. Kegiatan regenerasi seperti ini akan terus pemerintah dukung dan fasilitasi, supaya warisan budaya yang menjadi bagian dari jati diri masyarakat Kota Yogyakarta tidak hilang termakan oleh waktu.

Singgih berharap,  dengan terselenggaranya Pergelaran Wayang Kolaborasi dapat menarik minat generasi saat ini untuk belajar mengenai seni pewayangan yang mengandung bahasa lakon, pesan sosial,serta ajaran wayang dengan nilai-nilai adiluhungnya. (*) 

Komentar