Teras Malioboro News — Sebanyak 14 pelukis cilik yang berasal dari Sanggar Lukis Daun Jawa Timur dan Sanggar Gores Warna Jogja menggelar pameran lukisan dan karya instalasi di Galeri Kopi Macan, Kasihan Bantul. Dalam pameran ini terdapat sebanyak 30 karya lukis dalam berbagai media di atas kanvas berbagai ukuran yang terbesar 170×170 Cm dan yang terkecil karya 4 panel kanvas ukuran 30×20 Cm, dan 1 karya seni instalasi outdoor.
Mengusung tema “ Cozy Art Collaboration & Vision Zinergy “ , pameran digelar mulai 7 hingga 22 Oktober 2023 . Selama pameran pengunjung dapat mengikuti kegiatan lain seperti : Workshop Olah Sampah Plastik, Workshop Teknik Gambar dan Diskusi Seni Rupa.
Arik S Wartono selaku pendiri Sanggar Daun menyampaikan, Sanggar Daun merupakan ruang kreasi bagi anak-anak berbakat terutama bakat melukis. Sejumlah siswa sanggar ini sudah banyak yang mendapat kesempatan berpameran di beberapa negara dan beberapa karya dari siswa sanggar ini karyanya sudah dikoleksi sejumlah kolektor seni rupa.
“ Ada siswa kami yang karyanya dihargai kolektor hingga Rp.100 juta. Ini tentu suatu hal yang sangat membanggakan. “ ujar Arik kepada sejumlah awak media Sabtu (7/10/2023) di Galleri Kopi Macan.
Baca Juga : Artotel Suites Bianti Gelar Pameran Prelude to MTJA Vol 3
Dijelaskan Arik, hampir setiap tahun sejumlah siswa memperoleh penghargaan berupa Anugerah Budaya dari Kemendikbud RI dan tahun 2023 ini siswa Sanggar Daun yang meraih penghargaan tersebut bernama Shafi Rahman.
Sampai saat ini , lanjut Arik, Sanggar Daun telah berkiprah bersama anak-anak selama 20 tahun dan selama 3 tahun terakhir Sanggar ini menerapkan Program ArtPreneur. Jadi, siswa tidak hanya dibimbing untuk berkarya tetapi juga berwirausaha lewat karya-karya mereka, sehingga keahlian dan bakat mereka juga bisa bermanfaat secara ekonomi.
” Program ArtPreneur ini kami lakukan melalui pameran dibeberapa tempat. Dan selama pameran itu ada beberapa yang menarik perhatian kolektor dan dari situ karya pelukis punya nilai secara ekonomis. ” ujar Arik.
Baca Juga : ” Mana Tahan ”, Ekspresi Kegelisahan Lukman Edi Santosa
Selanjutnya Arik menegaskan, dalam membina bakat anak-anak Sanggar Daun mencoba mengambil peran yang berbeda disbanding Sanggar Lukis lain. Sebab, Sanggar Daun tidak hanya memberikan ruang kreatif secara bebas untuk berekspresi tetapi juga berupa melakukan management atas karya yang dihasilkan siswa sanggar.
“ Kami kolaborasi dengan para orang tua siswa. Jadi kami berperan sebagai manager bagi siswa sanggar selaku seniman. Mereka kami biarkan fokus untuk berkarya dan berekspresi sementara untuk urusan bisnis dan pameran, kami yang menanganinya. ” ujar Arik.
Sementara itu, Azka Damara (11) – salah seorang siswa Sanggar Daun – mengungkapkan, bagi dirinya melukis merupakan ekspresi luapan fantasi. Oleh karena itu, bagi dirinya melukis merupakan satu hal yang menyenangkan.
” Melalui lukisan, saya bisa mengajak orang lain masuk dunia dan fikiran saya. ” ujar Azka. (*/SDs )