5 Pasang Pengantin Di Purworejo Menikah Dengan Mahar Sepiring Sate

Ragam Nusantara315 Dilihat

Teras Malioboro News – Sebanyak 5 pasang pengantin melakukan Nikah Bareng di Pondok Pesantren API Winong Purworejo pada Rabu (22/02/2023). Uniknya, mahar pernikahan  berupa masakan sepiring Sate yang siap santap.

Pernikahan unik ini diprakarsai oleh Forum Taaruf Indonesia (Fortais) yang dikenal dengan kegiatan Nikah Bareng dengan cara yang unik. Sampai saat ini, setidaknya lebih dari 15.000 pasangan telah berhasil dinikahkan secara gratis oleh lembaga ini.

Sebelumnya pernikahan dilangsungkan di Yogyakarta namun kali ini pernikahan diselenggarakan di wilayah Jawa Tengah.

Baca Juga : Siap-Siap.. Sarkem Fest 2023 Akan Segera Digelar.

Prosesi Nikah Bareng kali ini diawali dengan Kirab Pengantin dari halaman SMK NU Gebang hingga Pondok Pesantren API Winong yang jaraknya sekitar 2 km. Kedua mempelai menaiki mobil bak terbuka yang dikawal oleh ribuan santri dengan iringan tetabuhan rebana .

Kemudian, setibanya di lokasi pernikahan, para calon pengantin berjalan menuju pelaminan yang berbentuk kerombong sate dengan meja pelaminan berupa besek bambu.

Mereka kemudian dinikahkan secara bergantian oleh Kepala KUA Kemiri H. Ahmat Dahri dengan saksi nikah beberapa pengurus dan Kyai Pondok Pesantren API Winong Purworejo .

Selain sepiring Sate, mahar pernikahan juga dilengkapi dengan seperangkat alat sholat dan cincin emas seberat 2 gram.

Baca Juga : PesanTrend Indonesia NET TV Mencari Bakat Santri Cilik

RM Ryan Budi Nuryanto selaku Koordinator Fortais menjelaskan, upacara pernikahan unik ini tidak hanya sebagai kegiatan sosial, tetapi juga promosi pariwisata Kabupaten Purworejo. Karena daerah ini sudah sejak lama terkenal dengan kuliner Sate Winong yang sangat enak.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pembaharuan UKM dan kegiatan pariwisata di tempat ini semakin meningkat,” kata Ryan  dalam rilis yang diterima redaksi Jumat (24/2/2023)

Ryan menambahkan, ide menggunakan Sate Winong sebagai mahar pernikahan itu mengandung filosofi bahwa kehidupan berumah tangga itu ibarat Sepiring sate yang terdiri dari banyak unsur tetapi ketika disantap rasanya enak.

“Sate ayam itu terdiri dari banyak unsur. Ada daging, ada kecap, dan ada bumbu lain, tapi pas dimakan rasanya enak. Hal yang sama berlaku untuk kehidupan pernikahan. Pada suatu saat mungkin akan ditemukan banyak masalah, tetapi dengan kombinasi pikiran antar pasangan, kebahagiaan tercapai “ ujar Ryan.

Baca Juga : Di Tangan Warga Binaan Ini, Kentongan Jadi Barang Istimewa Bahkan Bisa Ekspor

Sementara itu, salah satu pasangan pengantin , Aziz Mualif (22 ) dan Dwi Etika (22 ) , mengaku sangat berbahagia dapat turut serta dalam kegiatan ini.

Meski masa perkenalan mereka hanya berlangsung sekitar seminggu, tetapi mereka sepakat untuk menikah karena punya tujuan hidup yang sama.

“ Perkenalan kami cukup singkat, tetapi kami memiliki satu tujuan, kami ingin memulai sebuah keluarga.” kata Azis. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar