TerasMalioboroNews-Aliansi Mahasiswa Jateng menggelar aksi menolak pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada rangkaian Reformasi 1998 berkuasa. Mahasiswa juga menolak keras politik dinasti yang sedang dibangun dan dilestarikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Para mahasiswa yang tergabung dalam aliansi menggelar aksi keprihatinan dengan membagi-bagikan pamflet, selebaran, stiker perlawanan, hingga tabloid Achtung berjudul ‘Reformasi Dikhianati’.
“Gerakan ini dilaksanakan serentak di 150 kampus di Jawa Tengah pada Kamis 11 Januari 2024,” kata Kordinator Aksi di Jawa Tengah, Jundan Satria Erlangga, dalam keterangannya yang diterima Jumat (12/1/2024)
Jundan menyatakan, aksi keprihatinan dan perlawanan terhadap pembelokan arah reformasi ini tak hanya di lakukan di Jawa Tengah. Kata dia, aksi serupa juga dilakukan oleh para mahasiswa di seluruh penjuru tanah air.
“Aksi ini berbarengan dengan ratusan kampus lain di luar Jateng. Total ada sekitar 800 kampus se-Indonesia yang turut menggelar aksi,” tuturnya.
Jundan menambahkan, banyak elite politik saat ini yang justru kongkalikong mengkorupsi reformasi. Padahal, kata dia, Reformasi 1998 yang menumbangkan penguasa tiran Orde Baru (Orba) dibayar dengan cucuran keringat, darah. dan nyawa mahasiswa dan rakyat Indonesia.
“Gerakan ini murni gerakan moral, karena mahasiswa muak dengan penguasa yang melanggengkan kekuasaan dengan cara-cara kotor, mengangkangi konstitusi dan sangat tidak beretika demi mempertahankan kuasa keluarga dan kelompoknya,” paparJundan.
Ia menegaskan, aksi ini murni berdasar pada gerakan moral mahasiswa sebagai agent of change untuk kebaikan nasib bangsa dan negara. Menurutnya, sudah puluhan tahun sejak Reformasi 1998, tapi pelanggar HAM masih bebas berkeliaran tanpa diadili.
“Kami juga sangat resah, puluhan tahun sudah reformasi, tapi pelanggaran HAM tahun 1998 tidak kunjung diselesaikan. Ini akan menjadi preseden buruk demokrasi di Indonesia, terutama ranah penegakan hukum,” ucapnya.
Lewat aksi serentak ini, Aliansi Mahasiswa Jateng berharap dapat berkontribusi dan menggugah kesadaran masyarakat untuk mencegah orang yang buruk berkuasa.
“Orang itu kini sangat gila kekuasaan dan berkoalisi dengan anak haram konstitusi,” tandasnya.
Diketahui, selain di Jateng, aksi serupa juga dilakukan serentak di berbagai penjuru di Indonesia. Di Jakarta misalnya, mahasiswa dengan mengenakan topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tiran. Sementara di Sukabumi, mahasiswa juga menggelar aksi serupa dengan tema ‘Aksi Kamisan’ untuk mengingatkan rakyat bahaya penguasa tiran dan kebangkitan Orde Baru. (*)
Komentar