Ataraxia,   Tarian Jiwa  John Raymond Yang Penuh  Makna

Teras Malioboro News —   Bagi Anda penggemar karya seni rupa, pekan ini  seniman asal Bandungv John Raymond menggelar  pameran perdananya di LAV  Galleri Cafe Jalan DI Panjaitan, Minggiran.  Mengambil tema “ Ataraxia “ Jhon Raymond memamerkan sebanyak 25 karya lukis  abstrak dalam media canvas dan kaca.

Dari karya-karya yang dipamerkan, karya Raymond lebih banyak di dominasi warna  biru gelap . Namun disetiap  canvas selalu  terdapat ruang kosong yang misterius.

Jhon Raymond menekuni lukisan abstrak sejak 2017  setelah sebelumnya melakukan eksplorasi karya lukis realis dan surealis.  Namun akhirnya, aliran abstrak ini yang dipilih untuk ditekuni karena sesuai dengan ekspresi batinnya.   Melalui karya-karya abstrak ini dinilainya sebagai ekspresi dari  gejolak batin dan jiwa yang tak mampu disampaikan secara verbal.

“ Yang ingin saya sampaikan melalui  karya saya adalah ungkapan keheningan, ketenangan dan kedamaian. “ ujar Raymond kepada sejumlah wartawan  belum lama  ini.

Selanjutnya dijelaskan Raymond,  melalui karyanya ini dia ingin bicara mengenbai dikotomi kendali.  Dalam pandangannya segala peristiwa yang terjadi di dunia ini selalu terdiri  dari dua sisi yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan tidak mampu dikendalikan.  Makna itu digoreskan dalam bentuk sapuan warna sementara cipratan-cipratan garis yang ekspresif dimaknai sebagai suatu hal yang tak mampu dikendalikan karena memang muncul secara spontan saat dia menorehkan karyanya.

“ Sapuan kuas dan cat dapat saya kendalikan, tetapi saat tertuang dalam kanvas banyak elemen-elemen yang mucul secara tak terduga. “ ujar Raymond.

Terhadap  pilihan warnabiru  gelap yang mendominasi  hampir semua karyanya Raymond mengatakan,  pilihan warna itu merupakan warna yang  mewakili sisi ketenangan. Bahkan dari sejumlah hasil riset ditemukannya warna biru merupakan warna yang  sebagian besar dipilih untuk menggambarkan sebuah ketenangan.

“ Saya sengaja mencari warna-warna yang secara personal mewakili ketenangan. “  tandas Raymond.

Sementara itu, Citra Pertiwi selaku Kurator Pameran  ini menjelaskan,  kekuatan John Raymond dalam  karya lukis abstrak yang dipamerkan ini terletak pada gerakan gesturalnya.  Hal itu bisa dilihat dari  karya lukisnya yang di dominasi objek  lengkung sehingga  mengesankan seperti “ jejak” sebuah tarian.

“ Lukisan ini bersifat liris dan tidak banyak  menggunakan teknik yang bersifat keras dan tarikan yang tajam.  Uniknya, John Raymond selalu meninggalkan sisi yang kosong  yang dimaknai sebagai simbol jeda, karena dalam pandangannya selama ini kita semua sulit untuk melakukan perenungan dengan diri sendiri. “ ujarnya.

Ditegaskan Citra, pameran tunggal di LAV  Cafe  Galleri ini merupakan pameran perdana dari John Raymond yang berlangsung hingga  Juni nanti. Selanjutnya, pameran ini akan dikirab secara maraton di kota-kota besar lainnya. (*/SDs )

Komentar