Bantul Bangun Jejaring Industri Kreatif di Tingkat Global

Teras Malioboro News –  Sebagai upaya mewujudkan Kota Bantul yang inovatif dan Kreatif, Pemerintah Kabupaten Bantul  Selasa (14/3/2023) menggelar “ Indonesia Craft Congress  ( Kongres Kerajinan Internasional 2023 ) di Gedng Ajiyasa Fakultas  Seni Rupa ISI Yogyakarta.

Mengusung tema ema Local Crafts Global Market , kegiatan tersebut  dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur DIY melalui (Plh. Asisten 2 Setda DIY Bidang Perekonomian & Pembangunan Yuna Pancawati SE, MSi.).

Konggres terbagi dalam dua sesi, yaitu sesi 1 (Leader Forum) menghadirkan Menteri Parekraft RI Sandiaga Salahuddin Uno (Opening Speech) yang dilanjutkan dengan acara Talkshow dengan menghadirkan nara sumber Bupati Bantul (H. Abdul Halim Muslih), Wakil Walikota Banjarmasin (Dr. Ir. H. Arifin Noor, M.T.), dan Kadis Pariwisata Kabupaten Gunungkidul (Mohamad Arif Aldian, S.IP., M.Si).

Sedangkan pada sesi 2 (Creative Cities Session) dihadirkan pembicara konggres yaitu Ronny Lopies (Focal Point of Ambon Unesco City of Music), Mary Amstrong Hammond (Coordinator of the Unesco Creative Cities of Crafts & Folk Art) Peducah Kebtucky USA, Prof. Byung Hoon Jeong (The Focal Point of Jinju South Korea).

Baca Juga : Bantul Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif

Ketua Panitia ICC 2023  Arif Suharsono menyampaikan,  Indonesia Crafts Congress yang diadakan pertama kali di Kota Bantul ini dengan dihadiri oleh dinas-dinas terkait, praktisi-akademisi, kriyawan-seniman-budayawan, mahasiswa, asosiasi -asosiasi, Dekranasda dan pelaku UMKM.

“ Kali ini kongres membahas berbagai permasalahan industri kreatif bidang crafts and folk art dari penyediaan bahan baku, tenaga kerja terampil, pemasaran, regulasi bisnis, dan hal-hal lain yang terkoneksi dengan keberadaan industri kreatif. “ ujar Arif dalam rilis media yang diterima redaksi Selasa (14/3/2023).

Ditambahkan Arif, Indonesia Crafts Congress (ICC) telah menghasilkan beberapa kesepakatan penting yang akan menjadi dasar penyelenggaraan ICC pada tahun selanjutnya.

Baca Juga : Perjuangkan ISI Jadi Perguruan Tinggi Seni Terkemuka Dunia

Dengan adanya beberapa kesepakatan tersebut k onggres ini memiliki dampak secara signifikan untuk saling memberikan motivasi dan pemetaan potensi crafts and folk art dalam mengenali potensi diri mewujudkan branding city sesuai dengan kekayaan kota masing-masing.

“ Tujuan utama yang hendak dicapai secara bersama adalah konkritkan kolaborasi ekosistem saling menghidupkan lini industri kreatif bidang crafts and folk art secara berkelanjutan yang akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. ” ujar Arif.

Adapun beberapa kesepakatan yang terjalin antara lain : Sinergi dan kolaborasi para pemangku kepentingan dengan mempermudah sistem regulasi yang memihak terhadap para pengrajin atau UMKM untuk meningkatkan nilai produksi dan distribusi, menguatkan jejaring Hexa-helix membranding kota berdasarkan keunggulan dan ciri khas kota dengan membangun ekosistem crafts and folk art serta meningkatkan kepeduliaan masyarakat dalam suatu kota inklusi sosial menjadi tanggung jawab bersama agar martabat manusia dalam lingkungan sosial sehingga  memperoleh kesempatan relational antar individu dan kelompok yang tidak dibeda-bedakan untuk mengakses berbagai sumberdaya dalam masyarakat berdasarkan atas nilai-nilai budaya masyarakat yang dianggap memiliki kebaikan universal.

Ditegaskan Arif,  urgensi utama bagi kota Bantul adalah membangun ekosistem industri kreatif antar kota secara nyata dalam rangka mewujudkan kota Bantul sebagai kota kreatif bidang crafts and folk art . (*/SDs )