Teras Malioboro News – Para Nabi, tidak menyalahkan Syetan. Apalagi menyalahkan Tuhan. Atas kelalaian yang mereka lakukan.
Lihatlah Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Tidak menyalahkan siapapun, ketika melanggar larangan Tuhan. Mendekati pohon terlarang.
Justru yang Nabi Adam ‘Alaihis Salam lakukan, mengakui kesalahan. Setelah itu, memohon ampunan. Kemudian, menghapuskannya dengan ketaatan dan kesholehan.
“Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” [QS. 7 : 23]
Para Nabi, tidak pernah menyalahkan orang. Tidak juga menyalahkan syetan. Apalagi menyalahkan Tuhan.
Ingatlah Nabi Yunus ‘Alaihis Salam. Tidak menyalahkan siapapun, ketika kehilangan kesabaran. Meninggalkan kaumnya dengan kemarahan. Tanpa seijin Tuhan.
Justru yang dilakukan Nabi Yunus ‘Alaihis Salam. Mengakui kesalahan di perut ikan. Setelah itu, mohon ampunan. Kemudian, menghapus kesalahan dengan ketaatan dan kebaikan.
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” [QS. 21 : 87]
Para Nabi mengajarkan bahwa loncatan iman dan peningkatan kualitas diri, hanya terjadi, dengan cara mengakui, memahami, dan menyadari kelalaian maupun kesalahan. Kemudian, bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan menabur serta menebar kebaikan.
“kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. 25 : 70)
“Dan barang siapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.” (QS. 25 : 71)
Oleh karena itu, mari kita berlatih untuk tidak lagi menyibukkan diri menyalahkan orang. Apalagi syetan. Mari kita berfokus memperbaiki diri dan membayar segala keburukan dan kesalahan yang pernah kita lakukan dengan ketaatan dan kesholehan.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. 2 : 286)***
Komentar