Berbagai Kegiatan Semarakkan Haul ke-99 Seniman Sapto Hudoyo,

Teras Malioboro News –  Dalam rangka Haul seniman Sapto Hudoyo yang ke 99, Keluarga  Sapto Hudoyo menggelar sejumlah kegiatan berupa Dialog Seni Rupa dan Ziarah Ke Makan Sapto Hudoyo.

Untuk kegiatan Dialog Seni Rupa telah berlangsung pada Jumat (2/2/204 ) yang diikuti oleh  puluhan anak-anak muda dari SMKN 3 Kasihan (dulu Sekolah Menengah Seni Rupa, SMSR) menorehkan pensil dan kuas. Mereka membuat sketsa wajah istri perupa Saptohoedojo, Bunda Yani. Sembari melukis, mereka mereka menyimak paparan Yani yang menceritakan perjuangan suaminya di bidang seni terutama lukis.

Ketua Panitia Hary Sutrasno menjelaskan  Peringatan Haul ke -99 kali ini bertema ”Seni Budaya yang Menyatukan”. Selain dialog, kegiatan lainnya yakni ziarah ke Makam Seniman Giri Sapto bersama para seniman-budayawan.

Pada dialog, anak-anak muda berdiskusi tentang spirit sejarah panjang perjuangan Saptohoedojo mengangkat seni lukis dan seni lainnya sampai ke tingkat dunia serta diskusi tentang romantika mengelola sebuah museum senirupa.

Baca Juga : 110 Seniman Gelar Pameran Kaligrafi Nasional 2024

Selama kegiatan berlangsung, sebanyak 20 peserta dialog melukis dalam bentuk sketsa dengan objek Bunda Yani dan berbagai hal sekitar koleksi museum. ”Semoga terbangun jembatan hubungan batin yang kuat dan menyatukan antara senior seni rupa yang sudah mendunia, Saptohoedojo dengan para yuniornya, yaitu para peserta diskusi yang rata-rata berusia belasan tahun,” tutur Hary.

Melalui  kegiatan ini  Hari berharap dapat  terbangun jembatan hubungan bathin yang kuat dan menyatukan antara senior senirupa yang sudah mendunia, Saptohoedojo dengan para yuniornya, yaitu para peserta diskusi yang rata-rata berusia belasan tahun, sehingga terjadi keberlanjutan atas kiprah senirupa Indonesia atau Yogyakarta khususnya ke tingkat senirupa dunia

Sementara itu, Yani Sapto Hudoyo – istri almarhum Sapto Hudoyo –   berkisah,  almarhum Sapto Hudoyo merupakan seniman yang sangat kuat dalam berkarya.  Bahkan dirinya gemar melanglang buana guna mengembangkan bakat yang dimilikinya.

“  ‘Almarhum Papi Sapptohoedojo belajar seni sejak anak-anak, tekadnya sangat kuat untuk berkarya. Tidak ada yang terlintas selain seni dan berkarya,”  ujar  Yani

Baca Juga : 32 Perupa Gores Warna Gelar Pameran Blessing of The Earth

Sedangkan  Rahmat, seorang praktisi sekaligus pengamat senirupa dan mantan kepala Sekolah Menengah Senirupa (SMSR) Yogyakarta menyampaikan ,  jasa almarhum Saptohoedojo  dalam dunia seni rupa sangat  banyak. Bahkan, dengan kegigihannya dan perjuangannya dan sampai saat ini hasil karyanya masih ada.

“ Sapto hudoyo merupakan seniman harus Mampu dan bisa melihat suatu barang yang tidak ada nilainya setelah di sentuh oleh tangan tangan seniman bisa menjadi bernilai tinggi, dan untuk siswa siswi SMSR harus tetap semangat berkarya dan berkarya, meski mungkin saat ini hasilnya belum maksimal, namun suatu saat nanti pasti akan bisa mendapatkan hasil yang maksimal “  ungkapnya.

Begitupun dengan Pungky, pengelola museum senirupa H. Widayat mengisahkan perjuangan museum peninggalan dari ayahnya setiap seniman selalu miliki ciri khas masing masing, dan setiap dari generasi ke generasi selanjutnya pasti ada jurang pemisah, karena setiap generasi memiliki ciri dan khas masing masing.

Dan yang terpenting untuk para seniman yang saat ini hadir selalu berlatih dan belajarlah terus dan setiap dari hasil karya kalian jangan lupa selalu di kasih tanda tangan, karena itu merupakan salah satu bukti bahwa itu hasil karya kalian

, ” Saya yakin suatu saat nanti hasil karya kalian akan terkenal dan mendunia,” pesannya. (*/Tor )  ***