Borobudur Silver Yogyakarta Perkenalkan Perhiasan Perak Tatah Motif Batik

Teras Malioboro News — Selama ini batik lebih banyak dikenal pada medium kain dan kayu. Namun, desainer sekaligus pengusaha ” Borobudur Silver ” Selly Sagita mencoba melakukan terobosan baru dengan mengadopsi motif batik dalam kerajinan perak. Hasilnya produk-produk tas, dompet tampil mewah tak kalah dengan tas-tas import bermerk. Proses pembuatan kerajinan tersebut menggunakan teknik tatah logam yang jarang dilakukan oleh para perajin perak.

” Teknik tatah perak ini tidak banyak dilakukan, karena butuh ketelatenan dan tingkat kesulitannya sangat tinggi. ” ujar Selly kepada sejumlah awak media di gallery Borobudur Silver Jalan Menteri Supeno Yogyakarta, Rabu (21/2/2024).

Diungkapkan Selly, produk Perak Tatah Motif Batik ini merupakan salah satu produk unggulan yang akan turut dipamerkan dalam Inacraft Expo 2024 yang berlangsung pada 28 Februari hingga 3 Maret 2024 di Jakarta. Pada kesempatan ini, selain membawa semua produk unggulan Borobudur Silver , juga akan menampilkan sejumlah produk kerajinan perak dari label ” Kemayu ” yang didesain oleh putrinya yang bernama Lupita Saga Bintoro.

Baca Juga : Produk Kerajinan  Asal Jogja Ini Tembus Pasar Manca. Omzetnya  Trilyunan.

Dijelaskan Selly, gagasan membuat Perak Tatah Motif Batik itu muncul paska ditetapkannya Batik sebagai produk warisan tak benda. Karena pada saat itu, banyak orang yang merayakan batik dalam media kain, Selly mempunyai ide untuk mengadopsi batik dalam logam. Setelah berdiskusi dengan sejumlah pihak termasuk para perajin, maka lahirlah produk produk kerajinan yang sangat mewah.

” Saya pikir, bagi para ibu-ibu sosialita itu daripada membeli tas import, lebih mulia membeli produk tas perak seperti ini. Selain penampilannya juga sangat mewah, dengan membeli produk ini mereka turut menghidupi ratusan perajin perak yang terlibat dalam industri ini. ” ujar Selly.

Selly menjelaskan, usaha kerajinan Borobudur Silver yang dikomandani bersama suaminya bukan semata bersifat komersial. Tetapi, perusahaan yang didirikan sejak tahun 1989 tersebut lebih berdasar pada  niat sosial untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.  Untuk itu, selain membuka usaha dibidang kerajinan, saat ini Selly juga membuka usaha lain dibidang pendidikan dan kuliner.

Meskipun sekarang ini, Borobudur Silver telah memiliki ratusan karyawan , namun perusahaan ini terus berinovasi seiring dengan perkembangan jaman. Salah satu rahasia, usaha kerajinan perak ini tetap eksis adalah menempatkan diri sebagai perusahaan perhiasan yang modern, elegant dan menyesuaikan dengan segala kebutuhan pasar lokal maupun internasional.

” Kalau produk kerajinan dari Borobudur Silver itu membidik target untuk kalangan dewasa, maka “Kemayu” memproduksi perhiasan untuk kalangan remaja millenial dan Gen Z. Jadi semua target pasar dapat terlayani. ” ujar Selly.

Baca Juga : Kerajinan Rayya Stories Tembus Pasar Manca Negara

Dijelaskan Selly, sebelum menjadi perusahaan sebesar ini, Borobudur Silver semula merupakan distributor kerajinan perak dari Kota Gede. Tetapi seiring dengan waktu, toko ini kemudian tumbuh menjadi pusat kerajinan sendiri dan dengan desain yang berbeda dibanding produk kerajinan lain yang telah ada. Karena banyak melahirkan desain baru, maka Selly sering mendapatkan penghargaan dalam kompetisi desain kerajinan dalam dan luar negeri.

Salah satu keunggulan yang membuat produk Borobudur Silver digemari pelanggan adalah teknik anyam benang perak yang disebut dengan Filigree. Teknik ini kini sudah jarang dilakukan karena terbatasnya perajin yang menguasai teknik ini.

Sehubungan dengan hal itu, maka Selly juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin belajar membuat kerajinan perak dengan teknik anyam benang logam maupun tatah logam. Program pelatihan ini dapat dilakukan secara rombongan maupun maupun secara privat dengan biaya yang sangat terjangkau.

Peserta tidak perlu khawatir, karena semua bahan dan alat untuk belajar membuat kerajinan ini telah disediakan dan dan peserta akan dipandu oleh pelatih yang berpengalaman. Kemudian usai belajar, hasil karya perhiasannya dapat dibawa pulang oleh peserta sebagai sovenir. (*/Sulist Ds )