Buah dari “Elsana”, Sulastri Kini Lebih Riang Berjualan Keliling

Headline1, Jogja Raya287 Dilihat

Teras Malioboro News—Sulastri, wanita setengah baya warga Yogyakarta, kini bisa berjualan dengan lebih riang. Setiap hari, wanita berkerudung ini berjalan keliling mendorong gerobak jualan yang ia beri nama Elsana.

Elsana sendiri, ternyata merupakan singkatan dari Eling, Sabar dan Narimo. Nama ini sengaja Sulastri pilih, sebagai bentuk pengingat untuk selalu tawakal dalam berdagang.

Boleh jadi, pilihan sikapnya yang Elsana inilah, Tuhan kemudian mempertemukan Sulastri dengan Dompet Dhuafa- sebuah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sulastri menjadi satu dari sekian pelaku UMKM yang mendapatkan program pendampingan dari lembaga ini.

Menapaki perjalanan lebih dari tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi,  sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR. Dompet Dhuafa terus mendorong masyarakat dalam berzakat, sekaligus sebagai upaya peningkatan UMKM.

baca juga: Aplikasi Labamu  Tingkatkan Kemahiran Digital  Pelaku Usaha UMKM

Sulastri mengaku sangat bersyukur dengan adanya pendampingan dari Dompet Dhuafa Yogyakarta. Berkat pendampingan yang diberikan bisa berjualan seperti sekarang ini.

“Dulu saya hanya jualan makanan ala kadarnya. Sekarang jajanan yang saya jual jadi lebih banyak. Gerobak dorong saya menjadi lebih menarik. Alhamdulilah dengan ini saya bisa membantu perekonomian keluarga,” katanya.

Selain itu, Dompet Dhuafa Yogyakarta menelurkan program Warung Beres (Bersih Itu Sehat). Salah satu penerima manfaat dari program ini adalah Gito, selaku pengelola Warung Beres, Mie Ayam Bakso CJDW.

Gito mengaku sangat beruntung dengan adanya pendampingan dari Dompet Dhuafa Yogyakarta, yang membuatnya tahu bagaimana caranya manajemen keuangan. Mulai dari penghasilan, cara mengolah makanan, dan menyajikannya secara higienis serta bagaimana cara memilih bahan bahan untuk pembuatan mie ayam serta bakso.

“Selain itu, saya mendapatkan relasi yang lebih luas. Alhamdulillah, pendapatan dari penjualan mie ayam dan bakso semakin meningkat. Dari penjualan ini saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga terutama biaya sekolah anak saya,” jelasnya.

baca juga: Pemkot Jogja Minta OPD Nglarisi Produk UMKM

Perkembangan usaha Gito dan Sulastri, merupakan sebagian dari buah program pendampingan UMKM yang dilakukan Dompet Dhuafa. Lembaga ini ingin terus mendorong terbentuknya paguyuban angkringan warung beres, dan warung angkringan terserifikasi halal yang mulai menunjukkan hasil.

Pimpinan Dompet Dhuafa Yogyakarta, Muhammad Zahron mengatakan, manfaat dari meningkatnya ajang kebaikan adalah menelurkan program-program pemberdayaan di masyarakat dengan ekonomi bawah. Salah satunya melalui program pemberdayaan UMKM yaitu warung dorong, angkringan hingga mie ayam bakso CJDW.

Program pemberdayaan UMKM ini tertujuan mengubah warung angkringan menjadi bersih, memenuhi standar kesehatan, dan makanan yang dijajakan lebih enak. Harapannya para calon pembeli akan lebih memilih warung para peserta program sehingga pendapatannya meningkat.

“Alhamdulillah dengan meningkatnya semangat masyarakat untuk berzakat, infak, sedekah dan wakaf, hal ini menjadi komitmen kami bersama dalam menjaga amanah, kepercayaan hingga tanggung jawab dalam meningkatkan kesejahateraan masyarakat melalui ragam program,” katanya, Senin (18/3/2024). (*)