Teras Malioboro News – Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar untuk bertahan di tengah gelombang persaingan coffee shop atau kedai kopi yang kian menjamur. Tapi Djiwa Coffee, yang berlokasi di Jalan Pandega Duta III No.20b Manggung, Caturtunggal, Sleman, membuktikan bahwa karakter kuat, kenyamanan, dan konsistensi adalah kunci eksistensi. Merayakan ulang tahunnya yang ke-7, Djiwa Coffee menggelar acara meriah bertajuk Djiwa Playmate menghadirkan tiga DJ kondang yang mengguncang suasana malam yaitu DJ Biwasss dengan nuansa slow country, DJ Leon, dan DJ Irene Guerrero dari Jakarta yang energik dan penuh kejutan.
Perayaan ini bukan sekadar pesta musik elektronik. Lebih dari itu, ini adalah selebrasi atas sebuah perjalanan yang penuh warna. Sejak pertama berdiri, Djiwa Coffee tidak hanya menyajikan kopi dan makanan, tetapi juga menghadirkan ruang yang hidup—tempat di mana ide-ide berkembang, diskusi tumbuh, dan kreativitas menemukan rumahnya.
Menurut Dyani Hasanah, sang pemilik yang akrab disapa Dyani Dee, Djiwa Coffee tetap langgeng karena memiliki soul yang berbeda. “Kami punya tempat khusus untuk belajar, buat mereka yang ingin suasana tenang dan seperti di rumah. Ada amphitheater untuk diskusi atau bedah film. Ada juga ruang meeting privat dengan toilet di dalam, jadi tamu nggak perlu keluar,” tuturnya.
Salah satu daya tarik utama Djiwa Coffee adalah konsep hommie yang begitu kental terasa. Gaya hidup yang bebas, artistik, dan lepas dari kekakuan norma—diterjemahkan dalam desain interior yang penuh warna, lampu-lampu temaram, dan sudut-sudut unik yang memanjakan mata. Semua itu memberikan kesan homy yang sulit ditemukan di tempat lain.
Baca Juga : Bukan Sekadar Oleh-Oleh, Dagadu Bertransformasi Sebagai Manifesto Gaya Hidup Generasi Kini
“Konsep ini kami pilih karena ingin mempertahankan orisinalitas bangunan lama cafe ini. Kami ingin pengunjung mendapatkan pengalaman yang berbeda, dengan vibes yang lebih intim dan personal,” lanjut Dyani.
Tak hanya soal suasana, Djiwa Coffee juga serius dalam urusan menu. Beberapa sajian andalannya seperti Nasi Goreng Djiwa Muda dan Spageti Carbonara menjadi favorit banyak tamu. Sementara untuk pelepas dahaga, pilihan minumannya tak kalah menggoda—Mocktail segar, Dawet Coffee, dan Gendhis Coffee, Nawang Wulan menjadi khas Djiwa yang unik dan menyegarkan.
Dengan berbagai fasilitas seperti mini teater, lounge, ruang meeting luas, hingga live music, Djiwa Coffee berhasil menjadi lebih dari sekadar tempat ngopi. Ia adalah ruang yang hidup, bernapas, dan menyatu dengan gaya hidup urban kreatif Yogyakarta.
Selamat ulang tahun ke-7, Djiwa Coffee. Semoga terus menginspirasi, menjadi rumah bagi para pemikir bebas, dan tetap menjaga jiwa-nya yang penuh warna, Menjaga Seni dan Tradisi, Bebas Ekspresi.
Baca Juga : Balai Kota Yogyakarta Jadi Panggung Keistimewaan dan Kesadaran Baru
Dalam momen spesial ini, DJ Irene Guerrero berbagi kisahnya. Ia mengaku sempat vakum dari dunia DJ selama tujuh tahun. “Sepertinya terakhir saya main DJ ya di Djiwa Coffee juga, tapi waktu itu lokasinya masih di Ratan. Sekarang, setelah lama vakum, saya kembali tampil di Djiwa,” kenangnya.
Sebelum tampil, Irene sempat mengunggah poster penampilannya di media sosial. Ia tidak menyangka antusiasme yang muncul begitu besar. “Saya unggah poster dua hari sebelum acara. Banyak yang DM, dikira saya mainnya saat itu juga. Ternyata mereka sudah tidak sabar,” katanya sambil tersenyum. (Chaidir)