TERAS MALIOBORO NEWS – Enam negara anggota ASEAN mengikuti pelatihan desain dan pemasaran perhiasan untuk UKM ASEAN-Hongkong di Yogyakarta.
Kegiatan yang diadakan di Hotel Grand Zuri Yogyakarta berlangsung 20-27 November 2023 diikuti oleh peserta Indonesia (6 orang), Kamboja (2), Laos PDR (2), Myanmar (5), Filipina (2), dan Thailand (5).
Acara ini diselenggarakan oleh The ASEAN Hong Kong, China Free Trade Agreement (AHKFTA) bekerja sama dengan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Penyelenggara Pelatihan/Penanggung Jawab Proyek, Rohmatul Umah menjelaskan, ada dua kegiatan utama dalam proyek ini, yaitu pelatihan desain dan pemasaran perhiasan bagi UMKM di Negara anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, kapasitas, dan kemampuan desain dan pemasaran pada industri perhiasan di negara ASEAN.
“Kedua pemetaan komprehensif industri perhiasan di ASEAN yang bertujuan untuk melakukan pemetaan preferensi pasar industri perhiasan di kawasan ASEAN,” ujar Rohmatul Umah pada acara pembukaan pelatihan, Senin 20 September 2023.
Dikatakan, pelatihan menghadirkan dua orang ahli sebagai fasilitator pelatihan, satu dari Hong Kong dan satu lagi dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Menurutnya, kegiatan guna memetakan preferensi pasar industri perhiasan di kawasan ASEAN dilakukan bekerjasama dengan para ahli dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Sementara itu, Kepala Pusat Standardisasi dan Pelayanan Industri Kriya dan Batik Hagung Eko Purwoko mengatakan, perhiasan merupakan bagian integral dari warisan budaya kita yang kaya.
Menurutnya, kualitas dan keunikan pengerjaan perhiasan negara-negara ASEAN telah menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia. Industri perhiasan di ASEAN berkembang pesat, dengan produk-produk khas yang dipengaruhi oleh berbagai etnis dan kelompok budaya di setiap negara.
Lomba Menyanyi Anak-Anak Innside Yogyakarta Berlangsung Meriah
Berdasarkan data statistik ASEAN, perdagangan perhiasan antara ASEAN dan Hong Kong, Tiongkok, mengalami penurunan sebesar 54 persen (dari USD 2,1 miliar pada tahun 2019 menjadi USD 974 juta pada tahun 2021) akibat pandemi.
“Oleh karena itu, penerapan program ini diharapkan menjadi langkah maju yang signifikan dalam menghidupkan kembali perdagangan perhiasan dan investasi di era pascapandemi,” kata Hagung
Dikatakan, Hong Kong memainkan peran penting sebagai pusat produk internasional di Asia, sehingga memberikan peluang lebih besar untuk memasarkan produk perhiasan ASEAN secara global.
Mempertimbangkan keadaan saat ini, lanjut Hagung, beberapa bidang utama dari program pelatihan dan peningkatan kapasitas yang diharapkan dapat dicapai melalui program ini meliputi peningkatan keterampilan, kapasitas, dan kapabilitas UKM industri perhiasan di negara-negara ASEAN, serta tersedianya pemetaan preferensi pasar industri perhiasan di ASEAN.
Kompetisi Indonesian Cullinary Rijsttaffel Hotel Platinum Adisucipto Berlangsung Meriah.
Dikatakan, pelatihan ini merupakan upaya memajukan industri perhiasan internasional di kawasan ASEAN. Melalui pelatihan dan komitmen serta kerja sama yang telah terjalin, negara-negara ASEAN diharapkan dapat menjadi pusat keahlian dan kreativitas industri perhiasan, semakin berkembang pengetahuan dan keterampilan peserta untuk mencapai standar yang lebih tinggi dalam menciptakan perhiasan yang kompetitif dan elegan.
“Pada momen ini saya juga ingin menyampaikan bahwa pemerintah negara-negara anggota ASEAN berkomitmen untuk memperkuat industri perhiasan melalui berbagai upaya dan strategi. Kami telah memperkenalkan kebijakan yang mendukung pembangunan dan Inovasi di sektor ini. Melalui Peningkatan kualitas dan standar etika yang ketat, kita dapat mencapai prestasi luar biasa di Industri perhiasan internasional,” ujar Hagung. ***
Komentar