Teras Malioboro News — Kraton Yogyakarta, sebagai simbol kebudayaan dan tradisi Jawa, memiliki segudang keunikan, salah satunya adalah warisan budaya di bidang kuliner, khususnya dalam minuman, terutama teh. Teh bukan sekadar minuman di sana; ia menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi para Raja dan keluarganya.
Minuman Teh di Kraton Yogyakarta bukanlah sekadar minuman biasa. Selain menjadi minuman keseharian, teh juga menjadi salah satu minuman resmi guna menjamu tamu kerajaan. Oleh karena itu, teh menjadi simbol kehalusan dan keanggunan.
Bahkan Kraton Yogyakarta mempunyai tradisi khusus yang disebut dengan Patehan. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dulu dan masih dipertahankan sampai saat ini. Tradisi Patehan merupakan sebuah seremoni khusus dalam menyajikan secangkir teh kepada tamu. Teh disuguhkan dalam poci antik dan gelas kristal, menciptakan suasana istimewa yang mengangkat minum teh menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Baca Juga : Sultan HB X : Keistimewaan DIY Dilindungi Konstitusi
Oleh karena itu, ritual minum teh di Kraton Yogyakarta bukanlah hal yang sepele. Raja dan keluarganya mengikuti aturan baku dalam menyajikan teh. Teh disiapkan oleh para abdi dalem yang telah mewarisi tradisi ini dari generasi ke generasi. Sebelum disajikan, teh diuji rasa oleh para ahli yang memiliki kepekaan khusus terhadap kualitas teh.
Sebagai bagian dari keluarga Kraton Yogyakarta, putri bungsu Sri Sultan HB X GKR Bendara juga tak lepas dari kebiasaan minum tek tersebut. Bahkan, bagi GKR Bendara, minum teh bukan sekadar rutinitas, melainkan tradisi yang membentuk sejarah hidupnya.
GKR Bendara mengaku, dirinya tumbuh dengan kebiasaan minum teh sejak usia dini. Teh bukan hanya sekadar minuman untuknya, melainkan sebuah warisan budaya yang turun-temurun,
“ Sepertinya waktu kecil saya tidak minum ASI deh, tapi minum teh. Karena itu, teh sudah menjadi bagian dari keseharian saya. “ ujar GKR Bendara seperti diungkap dalam video tiktok yang ditayangkan Jhoni TW – Owner Teh Kalasan .
Baca Juga : Konser Kamardikan 2023 Menutup Rangkaian Pameran Narawandira
Ditambahkan GKR Bendara, sampai saat ini dirinya menjalani hari-harinya tanpa melupakan minum teh. Rata-rata GKR Bendara minum 4-5 cangkir teh setiap hari. Namun, ketika kesibukan menghampirinya, ia tak ragu untuk menambah dosisnya hingga 9 cangkir.
Bagi GKR Bendara, hidupnya tidak dapat dipisahkan dari teh. Setiap kunjungan ke masyarakat selalu disertai dengan sajian teh yang hangat. Apalagi, masyarakat yang ramah selalu menyambutnya dengan sajian teh manisn sebagai ungkapan kehormatan.
Meski teh manis adalah sajian utama yang kerap diterima dari masyarakat, GKR Bendara kini berusaha mengurangi konsumsi gula dalam tehnya. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mendorongnya untuk meminimalkan konsumsi gula, tetapi teh tawar tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kesehariannya. (*/Sulist Ds )
Komentar