Green Leadership Dibutuhkan untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Teras Malioboro News —   Guna  mewujudkan Indonesia Emas 2045, bangsa Indonesia menghadapi tantangan global, regional dan nasional. Tantangan tersebut ada tiga. Pertama, perubahan iklim berupa kenaikan suhu suhu bumi, permukaan air laut, ancaman kekurangan pangan (kelapangan) dan bencana iklim seperti kekeringan, suhu ekstrim, badai, kebakaran hutan dan banjir. Kedua, hilangnya keanekaragaman hayati, dan ketiga, polusi, limbah dan sampah.

Menghadapi tantangan itu, dibutuhkan Green Leadership atau kepemimpinan hijau. Yakni kemampuan seorang pemimpin untuk membuat kebijakan yang pro-lingkungan dan mempengaruhi orang lain pada organisasi untuk mendukung kebijakan tersebut. Green leadership juga bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan orang dan memobilisasi organisasi untuk mewujudkan visi keberlanjutan ekologis jangka panjang.

Demikian resume dari Seminar Nasional bertema “Akselerasi Transformasi Green Leadership bagi Generasi Muda Guna Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Seminar nasional ini diprakarsai oleh peserta Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVI di Gedung Dwi Warna Lemhannas RI, Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Foto bersama Gubernur Lemhannas RI dengan para narasumber , panitia dan peserta Seminar Nasional Lemhannas PPRA 66

Baca Juga : Lemhanas : Transformasi “Green Leadership” Mendesak Diwujudkan

Resume seminar nasional disampaikan oleh Ketua Tim Perumus dan Pembahas Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si yang juga dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dan Kolonel Arhanud Blasius Popylus SIP, M.Hi.

Sebelumnya, sambutan kegiatan disampaikan Ketua Panitia Semnas Prof. Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa, M.Ag, dan pemaparan naskah oleh Ketua Senat PPRA 66 yaitu Kombes Jefri Ronald Parulian Siagian, S.IK., M.H dan Wakil Ketua Senat Kolonel Penerbang Budi Susilo, SE., M.Han., MM.

Tampil sebagai Keynote Speaker pada seminar itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan; kemudian Narasumber lainya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia – Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A; dan Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia – Sudaryono, B.Eng., M.M., MBA.

Kemudian, British Ambassador to Indonesia and Timor Leste – Dominic Jermey CVO, OBE; . ⁠Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Bappenas – Vivi Yulaswati; dan Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga – Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum., CSSL.

Sedangkan peserta seminar, dari kalangan Lemhannas terdiri Plt Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono, Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI Komjen Pol Drs. R. Z. Panca Putra S., M.Si., Tenaga Ahli Pengkaji (Taji), Tenaga Profesional (Taprof) dan Tenaga Pengajar (Tajar) serta tamu undangan.

Modal Dasar
Lebih lanjut dikemukakan, adapun karektristrik Green Leadership khususnya bagi generasi muda Indonesia yang memiliki surplus demografi Gen milenial 25,87% atau 69,38 juta jiwa, dan Gen-Z 27,94% atau 74,93 juta jiwa , yaitu kepedulian dan dukungan terhadap Environmental (lingkungan), Performance (kinerja), knowledge (pengetahuan), sustainable (berkelanjutan), dan capability (kemampuan).

Kemudian management (pengelolaan), research (penelitian), innovation (inovasi),production (Produksi), dan adaptive (Adaptif).

“Karakteristik tersebut sebagai modal dasar untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki potensi sumber daya yang luar biasa dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan pariwisata yang mengandalkan keasrian, keindahan dan keaslian alam seperti ekowisata, agrowisata dan eduwisata,” ujarnya.

Prof Adhi Iman menegaskan, kita membutuhkan Green Leadership untuk menghadapi tentangan permasalahan tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi transformasi green leadership bagi generasi muda ada empat. Pertama, faktor instrinsik (motivasi) dan ekstrinsik (inpirasi) dan suri tauladan/contoh baik tentang Green Leadership.

Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si

Baca Juga : Unsoed Purwokerto Jalin Kerjasama Dengan Undana Kupang.

Kedua, kebijakan dan kurikulum pendidikan serta pemberdayaan masyarakat untuk membentuk karakter <em>Green Leadership. Ketiga, pemanfaatan potensi sumber daya kekayaan alam khususnya ekonomi hijau dan energi baru terbarukan. Dan keempat, konsistensi Reward and Punishment</em> kebijakan perlindungan pelestarian lingkungan, serta pencegahan kerusakan lingkungan. (*)

Komentar