Semua yang datang dalam hidup kita adalah ujian. Peluang untuk memperoleh kebaikan dan pahala dari yang Maha Rahman. Kesempatan agar kualitas iman dan diri kita menaik tajam. Sehingga menjadi bagian dari golongan orang-orang pilihan. Tidak bersedih ketika menoleh ke belakang. Tidak kuatir saat melihat ke depan. Kita jalani hidup dengan hati lapang, tenang, dan senang.
Pasangan kita ujian. Anak kita ujian. Harta dan jabatan kita ujian.
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan [ujian] dan sesungguhnya, di sisi Allah ada pahala yang besar.” [QS. 8 : 28]
Harapan yang tersampaikan dan kita genggam, ujian. Keinginan yang tidak kunjung datang, ujian. Kebaikan-kebaikan yang kita impikan mewujud dalam kenyataan, ujian. Keburukan yang tidak kita bayangkan bertamu dalam kehidupan, ujian.
Baca Juga : Musibah Rasa Berkah
“Setiap yang bernyawa, pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan [ujian]. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” [QS. 21 : 35]
Kerabat kita ujian. Sahabat kita ujian. Tetangga kita ujian. Bahkan, orang-orang yang tidak kita kenal juga ujian.
“…Dan kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan [ujian] bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhan Maha Melihat.” [QS. 25 : 20]
Untungnya, setiap soal ujian yang datang dalam hidup kita, dibuat Allah dengan penuh cinta dan kasih sayang. Untungnya, setiap soal ujian, telah Allah tetapkan ukurannya. Sehingga, dipastikan kita mampu mengerjakan. Untungnya, setiap soal ujian, telah Allah beri kunci jawaban. Tinggal kita lurus dan patuh menjalankan. Luar biasanya, Allah tidak lalai sedikitpun mengawasi, membimbing, dan membantu kita agar dapat lulus dalam ujian dan keluar sebagai pemenang.
Baca Juga : Bahagia Itu Dekat Dan Sederhana
Bukankah dengan demikian, hidup terasa mudah. Hidup terasa indah. Tinggal ikhlas dalam berbuat. Tinggal tawakal terhadap hasil dari ikhtiar yang kelak akan menyapa. Apapun bentuk dan wujudnya. Tinggal bersyukur bila sesuai harapan yang datang menyapa. Tinggal bersabar bila yang datang, justru jauh dari asa dan cita-cita.
Salam teduh