Hidup Tenang dan Senang

Oleh : Ustadz Sujarwo

Headline1, Oase841 Dilihat

Teras Malioboro News – Orang ikhlas, tidak beriak karena dipuji. Tidak  keruh, karena dicaci dan dimaki. Orang ikhlas, hidup tenang dan senang. Sebab, ia melakukan segala sesuatu, semata-mata hanya karena Allah. Semata-mata hanya karena menjalankan perintah Allah. Semata-mata hanya karena ingin mewujudkan keinginan Allah.

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. 6 : 162)

Hal tersebut, selaras dengan tujuan penciptaan kita. “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. 51 : 56). “Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agama.” (QS. 39 : 11)

Dengan demikian, dalam seluruh ibadah dan amal yang ia kerjakan, orang yang ikhlas hanya berfokus kepada Allah. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus. Sehingga, hatinya tenang, lapang, dan senang.

Baca Juga : Resep Hidup Tanpa Cemas

Karenanya, terhadap orang yang ikhlas, setan yang paling ahli merayu, terlihat jadi cupu. Seolah-olah menjadi bisu dan terdiam kaku. Mengaku tanpa malu, kalau tidak mampu berbuat apapun seujung kuku.

“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang telah teruji keihklasannya di antara mereka.” (QS. 15 : 39-40)

Wajar, jika orang ikhlas, Allah mudahkan memiliki akhlak yang mulia. Allah cegah dan jauhkan dari perbuatan buruk dan maksiat.

“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang telah teruji keihklasannya.” (QS. 12 : 24)

Wajar, jika doa orang yang ikhlas, mudah Allah terima. “Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa ikhlas kepada-Nya (karenanya Allah terima doa mereka), tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) menyekutukan (Allah).” (QS. 29 : 65)

Tidaklah mengherankan, orang yang ikhlas digolongkan sebagai orang yang terbaik dalam beragama dan berpeluang besar menjadi mahkluk kesayangan Allah.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS. 4 : 125)***