Jauhi Iri Hati Dan Dengki

Oleh : Ustadz Sujarwo

Headline1, Oase203 Dilihat

Teras Malioboro News – Karena iri hati dan dengki, Qabil membunuh Habil. Karena iri hati dan dengki, saudara-saudara kandung Nabi Yusuf, berupaya melakukan pembunuhan berencana terhadap adik mereka sendiri. Karena iri dan dengki, kita menderita melihat orang lain bahagia. Kita bahagia melihat orang lain menderita.

“Jauhi iri hati dan dengki, karena iri dan dengki dapat memakan kebaikan, seperti api memakan kayu bakar.” [Hadist Riwayat Abu Dawud]

Tidak pada tempatnya, kita merasa iri  dan dengki, pada kelebihan yang orang nikmati. Sebab, kita tidak pernah tahu, sakit dan sulit, jalan terjal mendaki yang yang pernah mereka tapaki dan lalui. Begitu pula, konsekuensi yang kelak mereka hadapi. Bahkan, tanggung jawab yang menanti, di kehidupan setelah mati.

Tidak adil kita merasa iri dan dengki, pada pertambahan dan pertumbuhan yang orang dapatkan. Sementara, kita tidak iri dan dengki pada pengurangan serta kehilangan yang mereka rasakan. Kita iri dan dengki pada suka citanya. Tapi tidak iri  dan dengki pada duka dan deritanya.

Baca Juga : Lebah atau Lalat

Iri hati dan dengki, perampas paling mumpuni, kebahagiaan dari hati. Iri dan dengki, pencuri paling ahli, rasa belas kasih dan empati, dalam hidup yang kita jalani. Iri dan dengki, pengundang nomor wahid, datangnya duka menggigit, luka teriris, dan sakit berlapis.

“Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh [fajar],…dan dari kejahatan orang yang iri dan dengki, apabila ia mendengki.” [QS. 113 : 1 – 5]

“Ya Allah, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah lebih dahulu beriman sebelum kami. Dan jangan biarkan rasa iri dan dengki terselip di hati kami kepada orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” [QS. 59 : 10]***