Jumlah Penduduk Miskin di DIY Masih 445 Ribu Orang.

Terbanyak di Perkotaan.

Headline1, Jogja Raya135 Dilihat

Teras Malioboro News —   Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebanyak 445,55ribu orang. Jika dibandingkan dengan Maret 2023, terjadi penurunan penduduk miskin sebanyak 2,9ribu orang.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati pada acara Rilis Resmi Statistik BPS DIY di Kantor BPS DIY pada Senin (01/07). Herum mengatakan, Jumlah penduduk miskin di DIY paling banyak terdapat di daerah perkotaan. Pada periode September 2022 sampai Maret 2024, tingkat kemiskinan di daerah perkotaan dan perdesaan menunjukkan kecenderungan yang menurun

“ Susenas Maret 2024 menunjukkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan DIY sebanyak 319,4 ribu orang. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan yang banyaknya 126,15ribu orang. Dan secara persentase, penduduk miskin di perdesaan lebih banyak dibandingkan di perkotaan. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di perdesaan sebanyak 12,49%. “ ujar Herum seperti dikutip dari portal www.jogjaprov.go.id, Sabtu (6/7/2024).

Baca Juga : Yayasan Donasiku Peduli  Sesama  Fokus Bantu Warga Palestina dan Korban Bencana.

Selanjutnya Herum menjelaskan, mengenai garis kemiskinan per rumah tangga, pada Maret 2024 sebesar Rp2.710.967 perbulan, atau naik sebanyak 9,51% dibanding kondisi Maret 2023 yang mencapai Rp2.475.455 perbulan. Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh suatu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin.

Sementara itu, inflasi year on year (y-on-y) DIY pada Juni 2024 mencapai 2,35% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,85. Kabupaten Gunungkidul tercatat mengalami inflasi y-on-y terkecil sebesar 2,2% dengan IHK sebesar 105,01 dan Kota Yogyakarta mengalami inflasi y-on-y terbesar yakni 2,53% dengan IHK sebesar 106,88.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Beberapa di antaranya ialah kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik sebesar 5,32%; kelompok kesehatan sebesar 3,06%; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,25%; kelompok pendidikan sebesar 1,71%; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,17%,” paparnya.

Baca Juga : Pajak Pilar Utama Penopang Stabilitas Ekonomi

Terkait Nilai Tukar Petani (NTP) DIY, pada Juni 2024 mencapai angka 102,97 atau n

Illustrasi : Copilot  Image  Creator 

aik 1,16% dibanding bulan sebelumnya yaitu 101,79. Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan daya beli petani di pedesaan. Nilai ini diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

“Kenaikan indeks NTP gabungan pada bulan ini dipengaruhi oleh naiknya empat subsektor yaitu tanaman pangan sebesar 1,22%; hortikultura sebesar 1,73%; tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,76; dan peternakan sebesar 0,03%. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) DIY bulan Juni 2024 tercatat 106,55 atau naik 0,77% dibanding bulan sebelumnya yakni sebesar 105,73,”  ujar nya (*/)