Guru Besar Unsoed : Keberdayaan Masyarakat Kunci Atasi Konflik Sosial

Reformasi Agraria Bukan Sekadar Redistribusi Tanah

Teras Malioboro News, Purwokerto -Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Prof. Dr.Sos. Waluyo Handoko, M.Sc menegaskan, keberdayaan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi konflik sosial yang menjadi persoalan serius di Indonesia. Contohnya, konflik agraria yang bak api dalam sekam, sering kali muncul di tengah kehidupan masyarakat saat ini.

“Keberdayaan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi konflik sosial. Kebijakan reformasi agraria yang tidak hanya berfokus pada redistribusi tanah tetapi juga akses terhadap sumber daya alam, modal, dan pasar menjadi penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi konflik,” ujar Prof. Waluyo Handoko yang juga Wakil Rektor IV Unsoed pada pengukuhan guru besarnya dalam bidang Ekonomi Politik Pembangunan, di Gedung Graha Widyatama, Unsoed Purwokerto, Selasa (18/2/2025)..

Baca Juga : Pakar Unsoed : Potensi Desa di Indonesia Belum Tergarap Maksimal.

Menurut Prof Waluyo Handoko yang akrab disapa Prof Han, konflik agraria sering kali disebabkan oleh perbedaan persepsi mengenai hak atas sumber daya agraria antara pemerintah dan masyarakat, seperti  konflik tanah di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Penyelesaian konflik tanah ini berbasis pada pengembangan masyarakat (community development-based model), yang telah diterapkan sejak tahun 2021.

“Model ini menekankan pentingnya peran dan dukungan dari pihak-pihak terkait, menyatukan keinginan pihak-pihak yang berkonflik, serta mengakomodir kepentingan dan pengembangan petani yang selama puluhan tahun hidup dalam kemiskinan,” jelas dosen Jurusan Ilmu Politik Fisip Unsoed ini.

Sebagai upaya untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat, Prof. Handoko berharap pembangunan dilakukan secara insklusif bagi setiap elemen masyarakat. Masyarakat juga harus didorong untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

“Masyarakat yang berdaya mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas, membuat pilihan, dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Selain itu, perlu juga penguatan institusi lokal baik pemerintah maupun unit bisnis seperti halnya BUMDes.

“Hasil studi kami menunjukan bahwa BUMDes bisa menjadi motor pengerak perekonomian dan menjadi mitra strategis bagi masyarakat sekaligus bisa menjadi wahana pembelajaran masyarakat dalam pengelolaan bisnis ditingkat desa,” papar dia.

Baca Juga : Unsoed Kembali Selenggarakan Sekolah Kebangsaan

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Unsoed juga mengukuhkan guru besar tiga wakil rektor lainnya, yaitu Prof. Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. (Wakil rektor I), Prof. Dr. Kuat Puji Prayitno, SH, M.Hum (Wakil rektor II), dan Prof. Dr Norman Arie Prayogo, M.Si. (Wakil Rektor III). (*/)

kiriman : Prasetiyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *