Teras Malioboro News –– Suasana Kawasan Malioboro pada Rabu sore (6/11/2024) terasa berbeda. Tepat di depan pintu masuk Pasar Beringharjo, di antara hiruk-pikuk pengunjung dan deretan toko, sejumlah warga beragam usia melakukan hal yang tak biasa. Mereka membacakan sejumlah karya puisi dari sastrawan Indonesia, sehingga menarik perhatian para pejalan kaki dan wisatawan yang ada ditempat tersebut.
Mereka adalah para pecinta sastra yang tengah “ Berkonten Sastra “ yang merupakan salah satu rangkaian Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024. Maka, kegiatan ini pun sukses mengubah Kawasan Malioboro menjadi arena sastra yang meriah dan inspiratif.
Sejumlah wisatawan yang tengah melintas pun turut berpartisipasi. Mereka juga membacakan sejumlah karya-karya sastra Indonesia dan Jawa, sehingga memberikan sentuhan unik pada suasana Malioboro yang kaya sejarah dan budaya.
Baca Juga : Festival Sastra Anak 2023 Bergema di 3 Kampung Kota Yogyakarta
Di depan Pasar Beringharjo, Kawasan Titik Nol KM , dan area sekitar Bank Indonesia, bendera panji FSY berkibar-kibar , sementara sejumlah Tim Sastra yang terdiri atas Sukma, seorang seniman lokal yang memandu acara , bersama Alarik dan Dwi Lestari. Mereka dengan sigap mengajak wisatawan, pelajar, hingga tukang becak untuk turut serta.
Para peserta pun terlihat sangat ber semangat membawakan puisi karya penyair besar Indonesia seperti Aan Mansyur, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, termasuk syair-syair geguritan (puisi Jawa) karya Fani Ayuningtyas dan Kunthi Khusnun Insani.
“Awalnya, kebanyakan warga ragu, mungkin karena belum terbiasa membacakan puisi di ruang publik. Namun, dengan sedikit dorongan, mereka berhasil menyampaikan puisi dengan ekspresi yang menyentuh,” ungkap Sukma disela-sela kegiatan memandu acara.
Program ini bukan sekadar menghidupkan sastra di ruang publik, tetapi juga menjadi jembatan antara sastra dan generasi muda Yogyakarta. Salah seorang peserta, Leo, mengaku awalnya malu, namun senang bisa berpartisipasi dan mendapatkan hadiah buku dari FSY.
“Rasanya keren banget bisa baca puisi Sapardi di tempat bersejarah seperti Malioboro. Jadi makin cinta sama puisi!” ujarnya dengan antusias.
Kegiatan ini juga menarik perhatian rombongan wisatawan pelajar dari SMK As-Shofa Tasikmalaya yang turut serta membaca puisi di sore itu.
Setiap peserta yang tampil juga menerima hadiah buku dan uang sebagai apresiasi. Kegiatan ini tak hanya berlangsung di Malioboro, namun dokumentasinya akan ditayangkan di media sosial FSY, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, serta akun peserta terpilih, sehingga harapannya dapat menjangkau publik yang lebih luas.
Baca Juga : Kompetisi Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta 2024 Jaring 394 Peserta
Sukmapun menuturkan, kegiatan ” Berkonten Sastra” merupakan pengalaman yang mengesankan bagi dirinya . Sebab, melalui kegiatan ini dia dapat melihat hubungan antara sastra dengan orang-orang berbagai profesi dan latar belakang sosial .
” Kegiatan ini menjadi bukti bahwa sastra bisa hidup di hati masyarakat. Malioboro benar-benar menjadi saksi bahwa Jogja masih memiliki semangat berkarya dan berpuisi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ismawati Retno, berharap program ini bisa lebih mendekatkan sastra kepada masyarakat luas. “Kami ingin Yogyakarta tetap dikenal sebagai kota yang mencintai dan merawat sastra, baik di panggung maupun dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya. (*/irw)
Komentar