Oleh: Hendy Kurniawan, M.Pd.
الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wata’ala,
Marilah kita bersyukur atas segala nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala, kemudian bershalawat kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat.
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Pada Kitab Adabul Alim Wal Muta’allim karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, dalam muqaddimahnya ada sebuah kisah tentang Imam Syafi’i yang ditanya mengenai etika. “Bagaimana keseriusan anda dalam mempelajari etika?” Imam Syafi’i menjawab, “Ketika aku mendengar satu hal tentang etika, maka seluruh anggota badanku merasakan nikmat atas hal itu.” Beliau ditanya kembali, “Bagaimana pencarian anda terhadap etika?” Imam Syafi’i mengatakan, “Aku mencari ilmu etika seperti seorang ibu yang mencari anak semata wayangnya yang hilang.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dalam bahasa Arab etika sering diistilahkan dengan adab. Mengingat pentingnya kedudukan adab dalam kehidupan setiap insan, banyak para ulama menulis mengenai adab-adab dalam aktifitas seorang muslim. Mulai bangun tidur sampai kembali tidur, tidak ada yang luput dari ajaran adab yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Bagi umat Islam, sumber adab ada dalam dua hal : Al-Quran dan Sunah. Ada banyak ayat Al-Quran yang mengajarkan adab, di antaranya firman Allah:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. an-Nahl : 90).
Allah Ta’ala juga berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. al-Ahzab : 21)
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Mengingat pentingnya adab sehingga Rasulullah ﷺ menjadikannya sebagai hadiah terindah bagi seorang anak dari orang tuanya. Beliau bersabda :
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
“Tidak ada suatu pemberian yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari pada pemberian budi pekerti yang baik.” (HR. Tirmizi)
Keutamaan adab ada beberapa hal:
Pertama, Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa diri beliau dididik dengan penekanan adab, langsung oleh Allah:
أَدَّبَنِى رَبِّى فَأَحْسَنَ تَأْدِيْـبِى
“Tuhanku telah mendidikku, maka ia menjadikan pendidikanku menjadi baik.” (HR. Ibnu Hibban)
Kedua, meremehkan adab atau etika dalam bertindak dan bertutur kata menyebabkan seseorang jatuh dalam perbuatan tercela.
Abdullah bin Mubarak mengatakan :
“Siapa yang meremehkan adab, akan dihukum dengan terhalang dari melakukan kesunahan. Siapa yang meremehkan sunah, akan dihukum dengan terhalangi dari melakukan yang wajib. Siapa yang meremehkan yang wajib, akan dihukum dengan terhalangi dari mengenal Allah Ta’ala.”
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Ketiga, mendahulukan adab lebih diutamakan sebelum mempelajari suatu ilmu. Ilmu tanpa adab mengakibatkan hilangkan berkah darinya.
Dikisahkan oleh Imam Syafi’i bahwa beliau pernah dinasehati oleh gurunya Imam Malik, “Wahai Muhammad, jadikanlah ilmumu seperti garam dan adabmu seperti tepung.”
Tentang keutamaan adab juga, dikisahkan oleh Abdurrahman bin Qasim, “Aku berkhidmat kepada Imam Malik selama dua puluh tahun. Dua tahun aku mempelajari ilmu, sedangkan delapan belas tahun aku mempelajari adab. Sungguh aku menyesal, andai saja semua waktu itu aku jadikan untuk mempelajari adab.”
Dari uraian di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kehidupan umat Islam tidak boleh lepas dari tuntunan adab agar bisa menjadi manusia yang beradab. Adab harus kita hadirkan dalam perilaku kita sebagai apapun.
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Demikianlah khutbah Jumat pada hari ini. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kebenaran bagi kita semua, dan kita semua selamat di dunia sampai di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Komentar