Teras Malioboro News—Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bersama PP Aisyiyah, ikut mendorong pengelolaan sampah yang bijak. KLHK dan Aisyiyah, meminta semua pihak termasuk masyarakat, untuk melakukan pengurangan sampah sejak dari sumbernya, yakni keluarga.
Direktur Pengelolaan dan Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti Ansjar hadir menegaskan, bahwa pencegahan dan pengurangan sampah, strategi dan pendekatannya harus dimulai dari level keluarga. “Saya yakin, dengan The Power of emak-emak, ibu-Ibu Aisyiyah bisa menjadi agen perubahan dan berperan mendorong upaya mencegah, memilah, dan mengolah sampah,” kata Vinda, pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, yang berlangsung di Jakarta 21-23 Juli 2023. Rakernas dihadiri 74 orang peserta dari 29 (dua puluh sembilan) LLHPB Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) se Indonesia.
Gaya hidup ramah lingkungan, menurut Vinda, bisa dilakukan mulai dari kebiasaan mencegah sampah, belanja tanpa kemasan, menghabiskan makanan, memilah sampah dari rumah, hingga mengkomposkan sisa makanan.
baca juga: MPLS Ala SD Muhammadiyah Notoprajan. Siswa Sehat, Kampung Bersih.
Pada acara yang sama, Rosa Vivien Ratnawati selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pun turut mengajak agar Aisyiyah ikut mengupayakan aksi hemat energi, hemat air, dan gaya hidup ramah lingkungan.
“Saat ini Ibu Menteri LHK mencanangkan bagaimana sampah bisa menuju Zero Waste, yaitu langkah 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) kita jalankan dengan pemilahan sampah mulai dari sumbernya. Semoga Aisyiyah selalu menjadi motor terdepan dalam zero waste dan zero emission. Saya senang banget jika setelah ini kita bisa membuat langkah-langkah yang lebih konkrit melalui program kerja yang akan dilaksanakan oleh Aisyiyah,” ungkap Rosa.
Masyitoh Chusnan Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah yang membidangi LLHPB mengungkapkan, bahwa penguatan mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim untuk perempuan, anak, dan kelompok rentan, menjadi isu strategis yang dirancang di Muktamar 48 Aisyiyah.
“Sejak awal perempuan harus terlibat dalam membangun resiliensi (ketangguhan) dalam penanggulangan bencana dengan memastikan adanya perspektif dan upaya perlindungan dan pemenuhan hak bagi perempuan, anak dan kelompok rentan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Masyitoh, mendidik dan mengenalkan anak dengan upaya pelestarian lingkungan, merupakan langkah yang sangat penting, karena dapat membentuk anak berperilaku positif, dan membentuk kesadaran untuk mencegah kerusakan lingkungan.
baca juga: Hemat Energi dan Ramah Lingkungan, Pertagas Niaga Sukses Uji Coba Jargas di Kota Solo
Berlatih Sebelum Bencana
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi mengajak Aisyiyah agar memprioritaskan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana.
“Kita semua bisa ikut serta dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB), mari kita kenali risiko bencana yang ada di sekitar kita, dan lakukan latihan bagaimana merespon jika bencana terjadi,” ajaknya.
Prasinta menyarankan agar persiapan dan pelatihan ini bisa dilakukan jauh sebelum bencana terjadi. Prasinta dan Tim BNPB menjelaskan praktik cara penyelamatan diri sendiri saat terjadi gempa di dalam ruangan gedung. Ibu-Ibu ‘Aisyiyah memperagakan cara yang benar bagaimana posisi kedua tangan dalam melindungi kepala terhadap benturan, hingga cara berlindung di bawah meja. (*)
Komentar