Macapat Senja 2023  :  Ketika Yang Kekunoan dan Kekinian Bertemu

Teras Malioboro News —  Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta  kembali menggelar  kegiatan  Macapat Senja  pada Rabu,  ( 24/5/2023)   di Kompleks Ndalem Pujokusuman mulai pukulm  15.00. – 17.30 WIB . Kegiatan ini diselenggarakan   sebagai upaya mendekatkan tradisi sastra macapat kepada kalangan generasi muda.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S.Sos MM menjelaskan,   mengingat sasaran kegiatan anak muda maka  kegiatan  dikemas kreatif inovatif dan kekinian sesuai selera anak muda. Selain itu,  terdapat  permainan macapat melalui media jemparingan, petunjukan macapat, dan rangkaian acara yang segar ala anak muda. Menampilkan pelaku seni macapat dari generasi muda dengan format ramuan antara kekunoan dan kekinian.

“ Ini berbeda dengan  sebelumnya. Karena kegiatan ini dikemas lebih inovatif. “ ujar Yetti dalam rilis media yang diterima redaksi  Selasa (23/5/2023).

Baca Juga : Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Kembali Gelar Pelatihan Bahasa dan Sastra Jawa

Ditambahkan Yetti,  kegiatan pembukaan acara   diawali dengan permainan bazar dan permainan jemparingan sembari belajar Macapat yang disampaikan oleh Danang Kayuh Sepedamu terkait jemparingan dan geliat seni budaya di Kampung Pujokusuman.  Kemudian dilanjutkan dengan games macapat dengan narasumber Paksi Raras Alit.

“ Games macapat antara lain tebak tembang, membuat tembang, dan menulis tembang macapat dengan aksara Jawa.” ungkap Yetti.

Selanjutnya Yetti menyampaikan, usai games rangkaian acara  dilanjutkan dengan pertunjukan Macapat sebagai penutup rangkaian acara. Pertunjukan macapat ini mengkolaborasikan dari berbagai potensi yaitu: Macapath Project, Pemenang Kompetisi Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta, Ki Siswobronto, Brigita Voly dan hasta Maheswari Art. Penonton akan diajak terlibat oleh para penampil untuk bersama-sama menyanyikan tembang macapat.

Ditegaskannya, agenda ini bertujuan untuk melestarikan sastra lokal dalam tembang macapat sekaligus mendekatkan tradisi sastra macapat kepada kalangan muda Kota Yogyakarta. Harapannya tradisi bermacapat dalam kembali hidup di tengah keseharian masyarakat. (*)

Komentar