Teras Malioboro News , Banyumas –Sebanyak 6 mahasiwa Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) – Pascasarjana Unsoed Tahun Akademik (TA) 2023, Minggu (12/11/2023) melakukan praktikum Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat di Kelompok Wanita Tani Sari Makmur (KWT SM), Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Di sentra durian ternama ini, para mahasiswa melakukan kajian dan mendesain program pemberdayaan atas kesuksesan KWT dalam budidaya durian Bhineka Bawor berupa sarasehan. Ikut dalam praktikum itu, 12 mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed TA 2021.
Para mahasiswa yang mengikuti praktikum, didampingi empat dosen, terdiri Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, SIP. M.Si, Dr. sc.agr. Ir. H. Yusuf Subagyo, MP, IPU, Dr. Lilik Kartika Sari, S.Pi., M.Si dan Dr. Rili Windiasih, M.Si.
Ikut pula mendampingi para mahasiswa, Sarno Ahmad Darsono, pemilik sentra durian Bhineka Bawor.Sarasehan di KWT Sari Makmur Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Minggu (12/11/2023).
Baca Juga : Syafii Efendi Bagikan Rahasia Sukses Kepada 1000 Pemuda Banyumas
Dalam kesempatan itu, para mahasiswa mengkaji kesuksesan KWT Sari Makmur, melalui penyebaran angket terlebih dahulu. Kemudian hasilnya dilakukan pendalaman melalui sarasehan secara dialogis, partisipatif dan interaktif dengan para anggota KWT SM .
Kajian dilaksanakan dengan mengidentifikasi, menganalisis dan mendesain program pemberdayaan berdasarkan permasalahan yang masih dihadapi, kebutuhan dan potensi sumber daya yang terbagi kedalam tiga kelompok.
Pertama, potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Ekonomi (SDM dan SDE). Kedua, Sumber Daya Sosial dan Budaya (SDSB). Dan ketiga, Potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan.
Dosen MPP Unsoed Prof Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP. M.Si berharap, para mahasiswa dapat mendesain dan mengimplementasikan program pemberdayaan sebagai hasil kajian secara berkesinambungan, seperti manajemen kelembagaan supaya meningkatkan kekompakkan antar anggota KWT, petani dan penjual durian. Selain itu, kajian dari sisi manajemen eduwisata durian, mengingat Desa Alasmalang yang akan dirintis sebagai destinasi desa wisata.
Baca Juga : Unsoed Fasilitasi Studi Banding ke KWT Karya Tani
KWT Sari Makmur, berdiri awal tahun 2004, kini beranggotakan 30 orang. Kiprahnya sebagai pendamping suami, yang mayoritas petani dan pemilik lahan durian, tak pernah surut. Belakangan, KWT Sari Makmur memproduksi olahan buah durian menjadi dodol durian, puding durian, wajik durian, es jus durian, ice cream durian dan memproduksi emping melinjo.
Di Desa Alasmalang, selain banyak tumbuh pohon durian, juga pohon melinjo, sehingga potensi pohon melinjo diolah buahnya menjadi emping berkualitas bagus.Dodol durian, salah satu produk olahan KWT Sar Makmur.
Di akhir sarasehan, para mahasiswa Unsoed diminta oleh KWT Sari Makmur menjadi mitra pemberdayaan, dan menyanggupinya. “Setelah melakukan kajian dalam praktikum ini, kami siap menjadi mitra KWT Sari Makmur, sebagai fasilitator, penyuluh dan pendamping, agar KWT Sari Makmur semakin berkembang,” ujar Alya Husnul Khotimah (23) bersama teman-temannya dari mahasiswa MPP Unsoed. (*/Prs
Komentar