Membedah Filosofi Wastra Nusantara dalam Perspektif Sastra Daerah

Teras Malioboro News —  Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta akan menyelenggarakan webinar bertema “Wastra Nusantara dalam Pengarsipan Sastra Daerah” pada Kamis, 28 November 2024. Acara ini merupakan bagian dari Festival Sastra Yogyakarta 2024, yang juga menjadi ajang persiapan untuk perhelatan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025 di Yogyakarta. Dengan menghubungkan dunia sastra dan kain tradisional, webinar ini menjadi ruang diskusi yang mendalam tentang pentingnya melestarikan kekayaan budaya Nusantara.

Ismawati Retno, selaku Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa webinar ini bertujuan untuk mengangkat hubungan erat antara wastra nusantara—seperti batik, tenun, ulos, dan songket—dengan sastra daerah. Menurutnya, kain tradisional tidak hanya berfungsi sebagai produk seni, tetapi juga sebagai rekaman sejarah dan ekspresi budaya yang memiliki narasi kuat.

“Kami ingin menggali dokumen sastra yang merekam tradisi wastra dan menjadikannya inspirasi untuk menjaga identitas budaya kita,” ujar Ismawati   Rabu (27/11/2024)

Baca Juga : Pameran Sastra Boga Semarakkan FSY 2024.

Diskusi ini akan diisi oleh pembicara ahli, termasuk Dr. Sri Ratna Saktimulya, pakar Sastra Jawa dari Universitas Gadjah Mada, dan Dr. (cand.) Nanang Asfarinal, Direktur Eksekutif JKPI. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, juga akan membuka acara dengan pidato kunci, sementara Fajar Wijanarko, seorang aktivis sastra Jawa, bertindak sebagai moderator.

Webinar ini tidak hanya menggali warisan kain tradisional, tetapi juga memperkenalkan wastra nusantara sebagai medium yang kaya akan simbolisme budaya. Setiap motif dan warna pada kain tradisional mencerminkan filosofi lokal yang sering kali terinspirasi oleh sastra daerah. Sebagai contoh, batik dengan pola tertentu dapat menceritakan legenda atau nilai moral yang diwariskan turun-temurun. Proses pembuatan kain ini, dari pemintalan hingga pewarnaan, juga melibatkan keahlian tinggi, yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan.

Ismawati berharap acara ini  menjadi ruang kolaborasi antara komunitas sastra dan para pelaku budaya. Dengan mempererat koneksi ini, upaya pelestarian warisan budaya dapat lebih terarah dan berkelanjutan. Webinar ini juga mempertegas posisi Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan yang aktif mendukung pelestarian tradisi Nusantara.

Baca Juga : Sastra Kampung, Menghidupkan Kembali Tradisi Sastra dari Akarnya

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami warisan kain tradisional dari perspektif sastra. Dengan pendekatan seperti ini, diharapkan bahwa generasi mendatang dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya bangsa.  Masyarakat yang berminat dapat mengikuti kegiatan ini secara gratis dengan mendaftar melalui tautan https://bit.ly/WastraNusantaraJKPI. Informasi lebih lanjut akan disampaikan melalui email atau nomor WhatsApp pendaftar.
(*/ism )

Komentar