Menulis Sebagai Upaya Mengenali Diri  dan Menjaga Kesehatan Mental

Teras Malioboro News — Hari kedua rangkaian acara Forum Sastra  Yogyakarta 2024  menghadirkan diskusi panel menarik yang membahas tentang kekuatan menulis sebagai medium untuk mengenali diri. Panel ini dipandu oleh penulis Fairuzul Mumtaz dan menghadirkan 2  narasumber inspiratif yaitu : Ramayda Akmal, seorang sastrawan, dan Ria Papermoon, seniman teater visual.

Beberapokok pikiran yang dapat dicatat dalam diskusi ini antara lain  bahwa  kegiatan menulis dipandang lebih dari sekadar aktivitas mencurahkan pikiran atau perasaan. Proses ini menjadi sarana refleksi diri dan langkah awal untuk memahami dunia.  Hal tersebut disampaikan oleh  para narasumber yang menyampaikan bahwa  menulis dapat membantu individu menyadari pengalaman batin mereka, sekaligus menjadi bagian dari proses kreatif yang memperkaya kehidupan.

Ramayda  menceritakan bahwa menulis, awalnya hanya berupa catatan kecil tentang aktivitas sehari-hari, telah berkembang menjadi jalan untuk mendalami dirinya sendiri. Menurutnya, literasi yang dikembangkan melalui kebiasaan menulis memungkinkan seseorang mengenali dan mengolah emosi lebih baik. Ia juga menekankan pentingnya memulai menulis dengan sederhana, bahkan hanya dengan pena dan kertas. “Jalan utama menjadi seorang penulis dapat diawali dengan menulis tangan,” ungkapnya.

Baca Juga : Sastra Kampung, Menghidupkan Kembali Tradisi Sastra dari Akarnya

Sementara itu, Ria menyoroti manfaat menulis secara manual dibandingkan mencatat menggunakan gadget. Ia berpendapat bahwa aktivitas menulis dengan tangan tidak hanya membantu kita mengingat lebih lama, tetapi juga mengintegrasikan kerja berbagai indra secara harmonis. Ria sendiri sering menghias catatan pribadinya, menjadikannya pengalaman yang menyenangkan sekaligus penuh makna.

“Menulis manual yang terlihat sederhana sebenarnya memiliki manfaat yang besar,” jelasnya.

Menulis sebagai Jalan Kreativitas

Diskusi ini juga menekankan bagaimana proses kreatif dapat menjadi alat untuk memahami diri sekaligus menciptakan karya yang bermakna. Baik Ramayda maupun Ria sepakat bahwa menulis adalah salah satu cara untuk menggali lebih dalam apa yang kita rasakan dan pikirkan. Aktivitas ini tidak hanya membantu menyalurkan emosi, tetapi juga membuka perspektif baru dalam melihat kehidupan.

Melalui sesi ini, peserta didorong untuk memanfaatkan menulis sebagai alat refleksi dan terapi. Sebuah karya tidak harus selalu besar atau sempurna; yang terpenting adalah keberanian untuk memulai dan

Panel ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Peserta terlihat antusias, mengajukan berbagai pertanyaan terkait pengalaman menulis, proses kreatif, hingga pengaruh menulis terhadap kesehatan mental. Suasana yang penuh semangat ini mencerminkan daya tarik topik tersebut dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Rendezvous Sastra , Kolaborasi Komunitas Perempuan Bertutur dan Sanggar Sastra Sompilan

Diskusi ini mengajarkan bahwa menulis bukan hanya tentang menciptakan karya, tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi diri sendiri untuk tumbuh dan memahami. Di tangan pena, manusia menemukan kekuatan untuk menyelami dirinya—menciptakan karya, dan akhirnya, memahami kehidupan lebih dalam. (*/isma )

 

Komentar