Teras Malioboro News – Pengamat Politik Muhamad Qodari yang akrab disebut Mr Q menduga partai PDIP saat ini tidak lagi melihat Ganjar Pranowo sebagai aset menaikkan suara melainkan justru menjadi beban partai. Hal itu berhubungan dengan hasil survei yang terus merosot. Bahkan pihaknya merasa heran, ketika beberapa hari ini PDIP menyebarkan iklan yang tidak menampilkan Ganjar Pranowo disamping Megawati dan Puan Maharani
“ Iklan ini beberap hari saya terima dan saya heran, kenapa tidak ada gambar Ganjar. Jangan-jangan Ganjar bukan lagi aset tapi menjadi liability ( beban-red ). “ ujar Qodari seperti dikutip dari tayangan kanal Total Politik, Minggu (31/12/2023).
Baca juga : Denny JA : Prabowo – Gibran Stabil Menanjak, Anies-Imin Meningkat, Ganjar -Mahfud Merosot.
Ditambahkan Qodari, jika saat ini PDIP ingin membuat hattric untuk menang Pileg dan Pilpres sekaligus, maka melihat Pemilu yang tinggal beberapa bulan lagi saat ini sudah sampai pada titik pahit . Untuki itu, PDIP kemudian membuat keputusan untuk memisahkan antara Pileg dan Pilpres agar jangan sampai kedua target lepas. Hal itu yang menjadi alasan logis dalam iklan yang beredar di medsos tidak menyertakan Ganjar.
Qodari mengibaratkan, seorang capres adalah sebuah lokomotif bagi serangkaian gerbong sebuah partai. Jika lokomotif kuat, maka gerbong ini akan menanjak naik, tetapi jika capresnya turun secara otomatis akan ikut turun.
“ Nah.. saat ini gerbong nggak mau ikut turun kebawah jadi (gerbongnya) dipotong. “ tandas Qodari .
Baca Juga : Ganjar Pranowo Resmi Ditunjuk Jadi Capres PDIP
Sehubungan dengan survei yang mengacu pada responden yang mengaku puas terhadap kinerja Jokowi, Qodari menjelaskan, saat ini sebagian besar menjatuhkan pilihannya pada Prabowo- Gibran sementara yang tidak puas menjatihkan pilihan pada Anies – Cak Imin.
Tetapi, sebagian dari responden yang mengaku tidak puas ini juga ada yang memilih Prabowo-Gibran. Jadi, secara elektoral, Prabowo-Gibran memperoleh dukungan dari sebagian besar pendukung Jokowi dan sebagian kecil dari responden yang tidak puas terhadap kinerja Jokowi.
Sedangkan Ganjar hanya mendapat dukungan dari sebagian pendukung Jokowi tetapi tidak mendapat dukungan dari responden yang tidak puas dengan kinerja Jokowi. Hal ini yang menjelaskan alasan suara Ganjar hanya sekitar 20 persen saja. (*/Sulist Ds )
1 komentar