Pemda DIY Terus Dorong Peningkatan Penggunaan Produk Lokal,

Teras Malioboro News   – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus memperkuat sektor industri kreatif sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi daerah.  Untuk itu, Pemda DIY memperkuat gerakan Penggunaan Produk  Lokal agar indusktri kreatif dapat semakin cepat berkembang.  Salah satu upaya yang dilakukan adalah  menyelenggarakan kegiatan Business Matching Gerakan Bangga Buatan Jogja (BBJ) yang berlangsung pada 4–6 Desember 2024 di Galeria Mall Yogyakarta.

Kegiatan Bussiness Matching ini diikuti oleh 21 perusahaan  di DIY dengan berbagai jenis produk,  seperti komputer, elektronik, mesin-mesin alat tepat guna , meubel, souvenir, dan lain-lain.  Sedangkan kegiatan lain  adalah kegiatan Talk Show bisnis dengan narasumber para pengusaha ternama di Jogja.

Pada kesempatan tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY juga memberikan penghargaan kepada 3 OPD Terbaik  dalam melaksanakan P3DN  yaitu :  Badan Perpustakaan Daerah DIY,  Dinas Komunikasi dan Informatika DIY serta Badan Perhubungan DIY.

Kepala Dinas Perdagangan DIY, Ir. Syam Arjayanti, MPA, mengungkapkan , penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk mengoptimalkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) melalui berbagai kegiatan, termasuk pengenalan dan display produk lokal, seminar, dan help desk terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

“  Penyelenggaraan kegiatan  ini sejalan dengan Perda DIY Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Industri DIY Tahun 2019-2039, yang memberikan arahan strategis bagi pengembangan sektor industri berbasis sumber daya manusia (SDM) dan budaya lokal. “ ujar Syam dalam laporannya.

Assisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan Drs.Tri Saktiyana MSi memukul drum sebagai tanda dimulainya kegiatan business matching di Galeria Mall pada Rabu (4/12/2024)

Baca Juga : Festival Batik 2024, Targetkan Omzet Sebesar Rp. 500 Juta.

Selanjutnya Syam menyampaikan,   DIY  memiliki keunggulan dalam SDM dan budaya.Untuk itu, melalui kegiatan ini, Syam  berharap dapat mempertemukan produsen lokal dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan calon konsumen yang berkomitmen menggunakan produk dalam negeri. Ini juga menjadi wujud implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri dan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pada kesempatan tersebut Syam menegaskan  mengenai pentingnya sinergi antara pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan akhir pembangunan DIY. Nilai-nilai keistimewaan seperti Hamemayu Hayuning Bawana menjadi dasar dalam membangun ekonomi berbasis kearifan lokal. Dalam konteks pengembangan industri kreatif, Pemda DIY juga berkomitmen meningkatkan produktivitas dan kualitas pelaku usaha lokal.

“Kegiatan seperti Business Matching BBJ ini tidak hanya meningkatkan belanja produk lokal oleh Pemda, tetapi juga memotivasi pelaku industri untuk terus berinovasi sesuai kebutuhan pasar,” tuturnya.

Sementara itu, Asisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan Drs. Tri Saktiyana  M Si menyampaikan,  mulai saat  ini hendaknya masyarakat Yogyakarta mulai menggunakan produk-produk lokal baik untuk keperluan sehari-hari  maupun keperluan penunjang lainnya.

“Sekarang DIY telah mempunyai pabrik alat kesehatan Mega Andalan Kalasan yang memproduksi  Bed Rumah Sakit. Tapi yang nglarisi produknya malah Jepang., karena Rumah Sakit di Jogja justru tidak menggunakannya. “ ujar Saktiyana.

Assisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan memberikan penghargaan kepada salah satu pengelola OPD Terbaik di DIY.

Baca Juga : Semarakkan Hari Batik, Ratusan Pesepeda Gowes Bareng Keliling Kota.

Selanjutnya Saktiyana mengungkapkan,  penggunaan produk lokal itu harus dimulai dari diri sendiri sehingga nantinya dapat menular ke masyarakat  lainnya.  Untuk itu kepada para OPD di Pemda DIY, Saktiyana mematok batasan agar  dalam perencanaan anggaran 75 persen dipakai untuk belanja Produk  Dalam Negeri.  Atas batasan tersebut saat  ini sudah lebih dari 80 persen anggaran instansi dibelanjakan untuk Prodk Dalam  Negeri.

“ Ini harus terus kita dorong, karena dengan semangat seperti itu pencapaian produk dalam negeri kita dapat meningkat lebih baik. “ ujar Saktiyana.  (*/Sulist Ds )

Komentar