Pentingnya Menjernihkan Hati

Bagian Pertama

Teras Malioboro News – Rangkaian tulisan tentang pentingnya menjernihkan hati dan mensucikan jiwa ini adalah bagian dari materi kajian yang saya berikan di beberapa tempat dalam jaringan Pengajian Ridho Allah. Dari mulai pengajian ibu-ibu Masjid Waringinsari dan pengajian di Belakang Hyatt. Sampai pengajian Warung Ikhlas 1 di Masjid Prayan.

Surah An Nas, menyebut Tuhan dengan 3 sifat, yakni Rab, Malik, dan Illah. Sementara yang diminta adalah satu perlindungan. Perlindungan dari bisikan dan rayuan setan yang merasuk ke dalam hati.

Sedangkan surah Al Falaq, justru menyebutkan Tuhan dengan satu sifat, yakni Rabb Al Falaq, untuk meminta tiga perlindungan. Perlindungan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Perlindungan dari penyihir yang meniupkan pada buhul-buhul (talinya). Perlindungan dari kejahatan orang dengki, apabila mewujudkan kedengkiannya.

Hal ini menyuratkan pesan kepada kita bahwa ancaman kejahatan yang muncul dan bergolak di dalam hati, jauh lebih berbahaya dari ancaman kejahatan yang bersumber di luar diri. Berarti pula, ancaman kejahatan syetan yang berada di dalam diri kita, jauh lebih berbahaya dan merusak, dibandingkan dengan ancaman yang bersifat lahir dan di luar diri kita.

Baca Juga : Rendahkan Hati, Tundukkan Ego

Kesimpulan tersebut, mengingatkan kita pada sebuah hadist, yang walaupun dari sudut sanadnya dikategorikan dhoif. Namun dari sudut isi atau matannya, sama sekali tidak bermasalah.

“Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lantas sahabat bertanya, “Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”

Hadist di atas diperkuat dengan sebuah hadist shoheh yang berbicara tema yang sama. Jihad yang utama adalah jihad melawan hawa nafsu.

“Mukmin yang paling utama keislamannya adalah umat Islam yang selamat dari keburukan lisan dan tangannya. Mukmin paling utama keimanannya adalah yang paling baik perilakunya. Muhajirin paling utama adalah orang yang meninggalkan larangan Allah. Jihad paling utama adalah jihad melawan nafsu sendiri karena Allah.”

Baca Juga : Akuilah Kesalahan Kita

Tidak bisa tidak, pemaparan terdahulu, mengingatkan dengan tegas betapa pentingnya upaya membersihkan jiwa. Supaya jiwa mengendalikan dan memandu nafsu. Sehingga kita tetap berada di jalan yang lurus. Jalan yang diridhoi Allah.

“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaan. Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. 91 : 8 – 10)

Di samping itu, seluruh uraian di atas, menempatkan upaya menjernihkan hati pada posisi yang sangat penting dan mendesak. Tempat berpijak yang kokoh bagi upaya mensucikan jiwa. Konsekuensi lebih lanjut, mempelajari dan mengamalkan tujuh ilmu penjernih hati (7 IPH) dalam kehidupan kita, menjadi sebuah keniscayaan.

Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. 89 : 27 – 30)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar