Teras Malioboro News—Puluhan anggota Tim SAR bahu membahu membantu upaya penyelamatan “korban gempa” megathrust yanag masih terjebak di dalam mobil. Menggunakan berbagai alat, petugas berupaya membongkar bodi mobil yang ringsek, guna menarik keluar korban. Setelah bisa ditarik keluar, korban langsung dilarikan ke rumah sakit.
Inilah gambaran suasana latihan yang dilakukan anggota TIM SAR, guna menghadapi potensi terjadinya gempa besar/ megathrust di Indonesia.
Kabar gempa dahsyat di selatan pulau Jawa, membuat semua pihak meningkatkan kewaspadaan. Gempa besar yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya tersebut, diduga akan membawa dampak besar dan menyebabkan banyak kerusakan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Latihan digelar oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang berkolaborasi bersama Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan atau FKP3 Semarang Raya.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono mengatakan, bahwa latihan yang digelar ini merupakan upaya Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang membangun dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki baik prosedur kerja, sarana prasarana, masyarakat dan potensi SAR serta SDM yang andal dan kompeten dalam memberikan pelayanan jasa SAR yang optimal.
“Dengan adanya latihan ini diharapkan Kantor SAR Semarang beserta Potensi SAR dapat lebih siap dalam mengantisipasi megathrust, sehingga bisa meminimalkan jumlah korban jika bencana itu benar-benar terjadi,” ujar Budiono dalam sambutan saat membuka acara latihan tersebut.
Latihan yang digelar dari tanggal 18 hingga 20 Oktober ini diikuti sebanyak 58 peserta yang terdiri dari personel Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang serta anggota FKP3 yang terdiri atas beberapa organisasi Potensi SAR yang berada di wilayah Semarang Raya.
Latihan lebih menitikberatkan pada penanganan pertolongan pasca terjadinya gempa megathrust, seperti evakuasi pada korban bangunan runtuh (CSSR/Collapse Structure Search and Rescue), pertolongan korban di area sempit (CSR/Confined Space Rescue), penanganan korban di dalam kendaraan yang terdampak bangunan runtuh (VAR/Vehicle Accident Rescue) serta penanganan medis pra rumah sakit.
“Pesan saya kepada para peserta, agar dapat belajar dan menyerap semua materi yang diberikan instruktur, dan utamakan keselamatan dan keamanan dalam praktik di lapangan karena latihan ini akan menguras energi. Hindari sikap percaya diri berlebihan atau keragu-raguan dalam praktik yang berisiko ini,” pungkas Budiono. (***)
Komentar