Teras Malioboro News – “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, mereka membalas dengan ucapan salam.” (QS. 25 : 63)
Tetaplah rendah hati. Berusahalah dan berlatih terus agar terbiasa merunduk dan rendahkan hati, serendah mungkin. Sehingga, tidak ada lagi tempat untuk merendahkan orang lain di dalam diri. Tidak ada ruang merasa direndahkan orang di dalam hati. Jangan kuatir, kebaikan dan keberkahan, menyapa seperti air. Ketempat yang rendah, ia mengalir.
Ingatlah pepatah lama yang menasehati. Jadilah seperti padi. Semakin merunduk, sewaktu bertambah padat berisi. Dalam harta yang kita miliki. Jabatan yang kita duduki. Ilmu yang kita kuasai. Sukses yang kita puncaki. Penghargaan dan penghormatan yang kita nikmati.
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. 17 : 37)
Baca Juga : Tunduk dan Patuh Kepada Allah
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. 31 : 18)
Kita sepenuhnya menyadari, hanya atas seijin Allah, semua terjadi. Kita seutuhnya meyakini, apa yang ada pada kita, hanyalah pemberian dan titipan dari Allah yang Maha mencintai. Pasti akan diambil kembali. Ujungnya pasti akan menepi. Akhirnya, akan terputus karena mati yang datang mengunjungi.
Kita mengetahui dengan pasti bahwa setan terkutuk, tersebab sombong dan tinggi hati. Merasa diri lebih baik dan lebih tinggi. Merasa diri lebih banyak mengetahui dan memahami. Membelakangi kebenaran yang sudah pasti.
“Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?”) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang”. [HR. Muslim]
Mari rendahkan hati. Turunkan ego dan nafsu yang membelenggu diri. Kenali Allah yang Maha Kasih. Setiap detik perbanyak zikir : hati, pikir, lisan, dan aksi. Puasa Sunnah terus iringi. Supaya nafsu dipandu hati. Sehingga setan tidak mudah merasuki.
Baca Juga : Hebatnya Orang Beriman
Orang yang nafsunya telah dibimbing hati, selalu menghamparkan minimal dua tanya untuk segala tindakan yang akan ia lakukan. Pertama, “Apakah tindakan itu boleh menurut Allah?” Bila jawabannya boleh. Kita lanjutkan dengan pertanyaan kedua. “Apakah tindakan tersebut adalah perbuatan yang paling disenangi oleh Allah?” Bila jawabannya ya, maka baru kita wujudkan.
“Dan Aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan. Karena sesungguhnya, nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan. Kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 12 : 53)***
Komentar