Teras Malioboro News – Resepsi atau Pahargyan Dhaup Ageng Pura Paku Alaman kembali berlanjut pada Kamis (11/1/2024) malam. Sejumlah tokoh penting dan artis hadir memenuhi undangan dari Paku Alam X.
Pada kesempatan ini Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo juga terlihat hadir mengenakan batik merah. Namun kali ini Ganjar hanya datang sendiri tidak ditemani sang istri. Yang menarik perhatian, setelah bersalaman dan berbincang dengan pengantin terlihat Ganjar memberikan selembar amplop warna putih kepada pengantin. Amplop tersebut diterima oleh pengantin putri dan disaksikan juga oleh KGPAA Paku Alam X .
Kepada sejumlah awak media yang mencegatnya di regol timur Istana Paku Alam , Ganjar mengatakan bahwa hubungan antara dirinya dengan Paku Alaman X sangat dekat, terutama saat dirinya masih menjabat sebagaui gubernur. Ganjar menilai Paku Alam X merupakan sosok yang sangat low profile, sehingga ketika bersama-sama terlibat dalam acara kedinasan keduanya sering berbincang dan bertukar gagasan .
” Tentu saya sangat senang bisa diundang dan datang , ikut mangayubagyo ya inilah wujud persahabatan. ” ujar Ganjar.
Selanjutnya Ganjar berharap agar kedua mempelai dapat selalu hidup bahagia dan menjadi keluarga yang sejahtera.
Pahargyan hari ke dua ini merupakan saat yang istimewa karena ditampilkan 3 běksan ‘tari’, yaitu Běksan Tyas Muncar, Bědhaya Wasita Nrangsmu, dan Lawung Alit. Ke tiga jenis beksan atau tarian ini merupakan tarian yang sakral sehingga jarang dipentaskan.
Baca Juga : 5500 Tamu Undangan Diperkirakan Hadiri Dhaup Ageng Paku Alaman
Menurut Panitia Dhaup Ageng KMT Widyo Hadiprojo , Běksan Tyas Muncar menggambarkan pancaran hati remaja putri yang mengalami proses masa keremajaannya dengan penuh kebahagiaan sehingga dapat menapaki kehidupan selanjutnya dengan baik melalui aktivitas membatik.
“ Běksan ini terinspirasi dari kecintaan Permaisuri K.G.P.A.A. Paku Alam X terhadap iluminasi dalam naskah kuno skriptorium Pakualaman yang kemudian dialihwahanakan menjadi motif batik yang indah. “ ujar Widyo
Sementara itu, lanjut Widyo, para tamu yang hadir malam ini juga disuguhi Beksan Bědhaya Wasita Nrangsmu yang ditarikan oleh 7 orang penari putri. Tarian ini merepresnetasikan tentang piwulang ( ajaran-red) yang menjadi bekal bagi kaum perempuan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Selain kesabaran, rasa sumarah, kasih sayang, seorang perempuan juga harus mampu menangkap pasěmon ‘ekspresi’ wajah suami dan anggota keluarga lainnya.
Bac
a Juga : Selama Nyengker , Calon Pengantin Tak Boleh Lakukan Ini
Tarian ini memberikan pesan bahwa seorang wanita utama harus berpijak mengikuti piwulang agar senantiasa meraih keselamatan, ketentraman serta sentosa jiwa raga. Beksan ini sangat indah karena penciptaan karya tari ini diilhami dari teks Sěrat Piwulang Estri yang ditulis oleh K.G.P.A.A. Paku Alam II.
“ Wasita Nrangsmu dimaknai sebagai ‘nasihat tentang pentingnya memahami ekspresi wajah’.” ujar Widyo.
Yang tak kalah istimewa, para tamu juga disuguhi Beksan Lawung Alit. Dalam beksan ini, penari memperagakan keterampilan menggunakan lawung ‘tombak’. Běksan Lawung Alit ini diperagakan oleh empat peraga sebagai prajurit yang sedang berlatih olah kanuragan dan empat peraga pěngampil sebagai abdi dalem ploncon.
“ Di dalam Babad Pakualaman disebutkan bahwa tradisi pementasan Běksan Lawung yang ada di Kraton Yogyakarta dilestarikan di Pakualaman. “ pungkas Widyo. (*/Sulist Ds )
Komentar