Sudirman Said : Situasi Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Headline1, Politik284 Dilihat

Teras Malioboro News – Co-captain Timnas AMIN Sudirman Said mengemukakan, pesan masyarakat yang mengkritisi kekuasaan yang disampaikan ke publik, kalau diukur dengan batas-batas kepatutan dan kewajaran menunjukan bahwa situasi sedang tidak baik-baik saja.

Hal itu dikatakan Sudirman Said kepada wartawan usai acara bedah buku “Bergerak Dengan Kewajaran” di Hotel Santika Yogyakarta, Sabtu 9 Desember 2023.

Buku karya Sudirman Said itu dibahas oleh 4 guru besar yaitu Prof. Armaidy Armawi (Guru Besar Prodi Ketahanan Nasional UGM), Prof. Mifedwil Jandra (Guru Besar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa), Prof. Nurfina Aznam Guru Besar Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta), dan Prof. Djoko Pekik Irianto (Guru Besar Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta).

Sudirman mengatakan ketika bukunya muncul ternyata disambut oleh banyak intelektual. Mungkin karena para profesor tersebut mengamati suasana yang tidak baik. Misalnya sudah sampai pada level hukum yang diutak-atik, “diperkosa” untuk kepentingan pribadi maupun keluarga dan bukan untuk kepentingan publik.

4 Profesor Membedah Buku Sudirman Said

“Padahal esensi kekuasaan yang juga diulas dalam buku adalah kekuasaan itu milik publik, kekuasaan itu milik rakyat dan hanya digunakan untuk sebesar-besar kepentingan publik. Nah ketika bercampur bauran antara kepentingan publik dan kepentingan privat maka Masya Allah yang saya sebut sebagai situasi sedang tidak baik-baik saja,” tandas Sudirman

Karena itu, lanjut Sudirman, pada berbagai kesempatan dirinus mengimbau dan mengajak para kaum terpelajar, kaum cendekiawan untuk pertama membangun kesadaran. Kedua adalah menjalankan fungsi cendekiawan hanya dengan mengajak masyarakat banyak untuk menyikapi hal ini agar tidak kebablasan dan karena itu saatnya untuk semacam wake up call, untuk terbangun dari suasana “tidur” dan menyuarakan agar jalannya bangsa dan negara dikembalikan kepada yang benar

Ia mengatakan, munculnya gerakan-gerakan mahasiswa dan kaum intelektual akan terus bergulir untuk mengingatkan pemegang kekuasaan agar tidak kebablasan.

“Karena memang kalau tidak diingatkan bisa kebablasan,” ujarnya

Menurutnya, pemilu adalah cara paling baik untuk melakukan penyegaran kekuasaan. Dengan pemilu dilakukan pergantian kepemimpinan, karenanya gunakan pemilu untuk melakukan koreksi dengan menggunakan hak pilih.

Tyasno Sudarto dan Amien Rais Ikut Mendorong Petisi Memakzulkan Jokowi

“Masyarakat semuanya berpartisipasi dan memilih partai yang bisa memberikan signal akan ada koreksi, memilihpemimpin yang bisa memberikan harapan,” ujarnya.

Dibagisn lain Sudirman berharap, seluruh aparat tetap bersikap profesional, bersikap netral melayani warga dan bukan melayani kelompok tertentu dalam Pemilu

“Insya Allah kalau kita bisa jalankan peran seperti itu maka pemilu hasilnya akan berkualitas, dan pemilihan berkualitas itu akan menghasilkan pemimpin yang secara moral didukung rakyat,” katanya.

Sebaliknya, lanjut Sudirman, bila aparat itu cenderung tidak netral maka apapun dan siapapun yang dihasilkan akan menimbulkan goncangan.

Timnas AMIN Pastikan 820.000 Posko Rakyat Berdiri Sebelum 14 Februari 2024

“Kita tidak ingin seperti itu. Jadi kita menaruh kepercayaan dan kita berdoa mudah-mudahan mereka diberi kekuatan untuk terus bersikap netral dan betul-betul menjadi pelayan dari seluruh warga.” ***

Komentar