Tausiyah, Nasehat, dan Mauidhoh

Oleh : Ustadz Sujarwo

Headline1, Oase7644 Dilihat

Teras Malioboro News – Mungkin lebih dari setahun yang lalu, dalam Kajian Wedang Kopi Pagi Musholla Al Fathonah, Ustadz Khiyaruddin Abbas pernah menyampaikan bahasan yang menyinggung soal perbedaan arti dan makna tausiyah, nasihat, dan mauidhoh dalam bahasa Arab. Saya merasa, hal itu cukup menarik untuk dipetik agar menjadi penambah khasanah pengetahuan bagi kita.

Dalam percakapan dan penggunaan sehari-hari, kata tausiyah, nasehat, dan Mauidhoh diartikan dalam makna yang sama : nasihat.

Kenyataan di atas tidaklah salah. Tapi, bila ditelaah lebih dalam, dari sudut bahasa Arab, kata tausiyah, nasihat, dan mauidhoh memiliki muatan makna dan titik tekan tertentu yang berbeda. Meskipun memiliki arti umum yang saling berkait dan bertaut.

Baca Juga : Musibah Rasa Berkah

Kata tausiyah berasal dari bahasa Arab yang seakar dengan kata wasiat. Bermakna pesan atau perintah yang harus dilaksanakan. Bedanya, dalam tausiyah, pesan atau perintah itu sering menuntut pelaksanaannya yang segera, setelah pesan dan perintah tersebut disampaikan.

Sedangkan pada wasiat, pesan dan perintah, baru dilaksanakan sesuai dengan isi yang ditunjuk dalam wasiat. Artinya, dari sudut waktu pelaksanaannya, menyesuaikan isi yang ada di dalam wasiat.

Sementara itu, nasihat adalah pembelajaran dalam rangka meluruskan atau membetulkan sesuatu yg kurang pas atau benar, supaya sesuai dengan tuntunan yang benar, yang sudah lazim diketahui bersama.

Nasihat, seakar dengan kata nasuha yang berarti baik, benar, dan sungguh-sungguh. Kerap dilekatkan atau digandengkan dengan kata taubat : taubat nasuha. Dalam konteks nasihat, melekat pula sifat dari arti nasuha. Yakni, sungguh-sungguh dalam melakukan proses pembelajaran meluruskan yang kurang pas.

Baca Juga : Cinta dan Kasih Sayang Allah

Terakhir, kata mauidhoh arti awalnya adalah tegak, bangkit, dan sadar. Ia adalah pembelajaran dalam rangka membangkitkan kesadaran seseorang terhadap sesuatu yang baik, yang mungkin sudah dikenalnya, namun belum dilaksanakan.

Dengan adanya pembelajaran tersebut, diharapkan dia tergerak dan bangkit untuk melaksanakan kebaikan yang sangat mungkin telah dikenalnya sebelumnya.

“Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (QS. 18 : 10)***

Komentar