Tawakal Teman Sejalan Ikhtiar

Oleh : Ustadz Sujarwo

Oase361 Dilihat

Teras Malioboro News – Pada pembahasan terdahulu, kita telah memahami bahwa tawakal bukan teman seiring dari menyerah kalah. Tawakal bukan kawan sejalan dari pasrah tanpa usaha. Justru tawakal mensyaratkan adanya upaya dan ikhtiar terbaik yang wajib kita hampar serta gelar.

Suatu saat Rasulullah melihat seorang sahabat, Abu Umamah, yang berwajah mendung karena dililit hutang. Rasul mengajarkan kepadanya sebuah doa untuk meminta terbebas dari hutang, yang dimulai dengan permohonan agar tidak berkeluh kesah, pesimis, dan malas.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Abu Daud)

Kita juga teringat dengan kisah Umar bin Khatab. Suatu hari, beliau melewati sebuah masjid. Di dalamnya terlihat sekelompok anak muda sedang asyik beribadah. Diantaranya terlihat sangat khusyuk beribadah. Lalu Khalifah Umar pun masuk ke masjid tersebut.

“Siapakah kalian,” tanya Umar. Salah satu diantaranya kemudian menjawab, ”Kami adalah sekelompok anak muda yang berserah diri (bertawakal) kepada Allah. Sepanjang hari kami habiskan waktu untuk berdzikir, berdoa dan melakukan sholat sunat.”

Baca Juga : Arti dan Makna Tawakal

Mendengar jawaban tersebut Khalifah Umar berkata dengan lantang, ”Hai anak muda keluarlah dari masjid dan bekerjalah! Jangan kalian menjadi pembohong. Ketahuilah, Allah tidak akan menurunkan hujan emas dari langit.”

Mendengar bentakan Umar, para pemuda tersebut menjadi terkejut. Padahal sebelumnya mereka berharap akan mendapatkan pujian.

“Wahai Amirul Mukminin, bukankah Allah memberi kecukupan kepada orang yang berserah diri (tawakal) dan Dia pulalah yang berjanji untuk memberikan jaminan rizki kepada makhluk-Nya?” ungkap salah seorang diantara pemuda itu berargumentasi.

Kata Umar, bukan seperti kalianlah orang yang berserah diri kepada Allah (tawakal). Orang yang berserah diri kepada Allah (tawakal) adalah orang yang rajin bekerja untuk menggali potensi alam dengan tanpa meninggalkan doa kepada-Nya.

Kemudian Umar berkata, ”Hai umat manusia carilah rizki di muka bumi, jangan kalian menjadi beban orang lain. Bekerjalah secara baik dan benar karena bekerja dengan seperti itu banyak dibutuhkan. Bila diantara kalian yang pandai berdagang, maka jadilah pedagang yang handal.”

Umar melanjutkan, “Janganlah ada diantara kalian orang yang duduk bermalas-malasan sambil berdoa, ”Ya Allah berikanlah aku rizki yang halal, yang banyak yang membawa berkah. ”Ingatlah Allah tidak akan menurunkan hujan emas dari langit. Allah memberikan rizki kepada umat manusia dengan disertai usaha, tidak datang begitu saja. Sesuai dengan usahanyalah seseorang akan memperoleh rizki.”

Selanjutnya, Khalifah Umar mengutip jawaban Rasulullah, ketika ditanya oleh seorang sahabat. “Ya Rasulullah amal manakah yang terbaik ?” jawab beliau,” Bekerjalah dengan tangannya sendiri.”***