Teras Malioboro News – Saya bersyukur, beberapa hari ini, cukup banyak testimoni kebaikan yang datang menyapa. Salah satu pegiat Warung Ikhlas bercerita tentang buah manis dari kerelaannya melepas bara dengan memberi maaf.
“Beberapa waktu belakangan. Saya kuatkan untuk menyapa dan memaafkan. Bahkan, diam-diam mendoakan. Orang-orang yang menorehkan luka yang dalam. Semata-mata karena Allah yang Maha Rahman. Masya Allah, hati perlahan-lahan jadi plong dan tenang. Bahkan, Allah tambahkan bonus rezeki yang tidak pernah terbayangkan.”
Pegiat Sekolah Kehidupan juga memaparkan pengakuan. Dalam sakit yang berkunjung datang. Allah alirkan hikmah yang menguatkan dan datangnya obat kesembuhan.
“Saya menderita sariawan diiringi demam. Namun, saya tetap kuatkan datang dalam sebuah pengajian. Saya terima rasa sakit dengan ikhlas dan berbaik sangka pada takdir yang Allah tetapkan. Selama 3 hari kajian, istighfar terus saya langitkan. Anehnya, bukan lemas, justru ada dorongan semangat berpendaran. Apalagi, sewaktu minuman kopi rempah dihidangkan. 2 cangkir kecil saya habiskan. Rasa sakit menghilang tanpa sempat berpamitan.”
Baca Juga : Memberi Maaf Menyembuhkan
Lain lagi pengakuan seorang perwira tentara, yang tiba-tiba terkena glukoma (kebetulan di tahun 2015 menjadi tetangga saya). Kemudian berujung buta. Meski awalnya meronta tidak terima. Namun, ujungnya justru menerima dengan ikhlas. Saat bertemu kembali sewaktu saya mengisi pengajian tuna netra. Dia berkata : “Musibah yang dulu menyapa, saya sadari belakangan, cara Allah menyelamatkan saya. Cara Allah mamanggil saya untuk kembali mendekat kepada-Nya.”
Testimoni-testimoni yang dahsyat dan indah tersebut, membuat kita bertambah yakin. Dalam sakit dan duka yang sedang berlabuh. Kita masih bisa merasa teduh dan terus bertumbuh.
Kita bertambah percaya bahwa keberkahan, kebaikan, dan kebahagiaan seperti air. Ke tempat yang rendah dia mengalir.
Kita cuma perlu menerima, tunduk, dan patuh, atas apa yang Allah mau.***