Tunduk dan Patuh Kepada Allah

Oleh : Ustadz Sujarwo

Headline1, Oase76 Dilihat

Teras Malioboro News – Iman menuntut kita untuk tunduk dan patuh kepada perintah yang Allah tetapkan. Tanpa argumen dan alasan macam-macam. Bukan soal perintahnya apa. Tapi soal, dari siapa perintah itu berasal. Sementara logika, berada di belakang, mendukung dan memudahkan dalam mewujudkannya.

Andai menyadari hal ini, mungkin pembangkangan Iblis tidak akan pernah terjadi. Iblis akan sepenuhnya tunduk dan patuh menuruti. Sehingga, Nasib Iblis akan berbeda sama sekali. Ibadahnya selama 150 ribu tahun, tidak akan jadi sia-sia tanpa arti. Tidak pula ia menjadi makhluk yang tercela dan dicaci maki. Neraka sebagai tempatnya kembali nanti.

Baca Juga : Rasa Iri dan Dengki Jauhi dari Hati

Para Nabi, menyadari sepenuhnya, iman mengharuskan untuk berfokus pada Zat yang memberi perintah. Bukan meributkan apa yang Allah minta. Bayangkan Nabi Musa sebagai misal. Andai ia menjadikan logika sebagai panglima. Tidak akan ada sejarah tentang air laut yang menyibak. Bagaimana logika bisa mencerna, hubungan kausalitas antara pukulan tongkat dengan laut yang terbelah.

“Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama hamba-hamba-Ku pada malam hari, dan pukullah untuk mereka jalan yang kering di laut itu. Engkau tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir.” (QS. 20 : 77)

Begitu pula Nabi Ayub. Apa hubungan antara menghentakkan kaki ke tanah, yang dengannya keluar air untuk beliau minum dan mandi, dengan kesembuhan penyakit berat yang beliau derita dan alami?

Baca Juga : Suul Adab kepada Allah

“Allah berfirman: “Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. 38 : 42)

Masih berkaitan dengan taat merunduk pada Allah dan Rasulullah. Kita teringat Umar bin Khattab. Beliau pernah berkata bahwa kalau bukan karena dilakukan Rasulullah, tidak akan pernah mau ia mencium Hajarul Aswad. Batu hitam yang tidak bisa memberi manfaat dan mudharat. Umar berkenan menjalankan dan melaksanakan, karena berfokus dari mana atau dari siapa sunnah itu berasal.

Salam teduh

Komentar