Teras Malioboro News — Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan berbagai jenis reptil. Salah satunya adalah ular Viper Biru ( Trimeresurus insularis ). Meski warna hewan ini sangat unik, tetapi Viper Biru merupakan salah satu jenis ular yang sangat berbisa.
Meskipun termasuk ular yang berbisa, Viper Biru menjadi incaran para penggemar reptil dan herpetolog. Oleh karena itu populasi hewan ini semakin langka.
Ular Viper Biru banyak ditemukan di kepulauan Asia Tenggara. Habitatnya mencakup hutan hujan lebat, vegetasi padat, dan tanah berbatu. Beberapa lokasi yang banyak ditemukan ular jenis ini banyak terdapat di Jawa, Bali, dan Sumatra.
Seperti namanya, Ular Viper Biru terkenal dengan kulitnya yang berwarna biru yang mencolok. Warna ini yang membedakannya dari spesies viper lainnya. Warna yang mencolok ini paling terlihat pada jantan, sementara betina menunjukkan variasi dari hijau hingga biru kehijauan. Warna ini berfungsi ganda yaitu sebagai tampilan yang memukau saat reptil ini berahi serta sebagai sarana kamuflase di lingkungan tropisnya.
Baca Juga : “Pesona Gembira Loka”, Pameran Kebun Binatang Pertama di dalam Mal
Di habitat aslinya, Viper Biru ditemukan bervariasi dengan panjang antara 60 hingga 80 sentimeter.Ular ini memiliki tubuh ramping dengan sisik bergelombang. Matanya, seperti pada umumnya viper berongga, memiliki lubang yang sensitif terhadap panas yang membantu mendeteksi mangsa dan bergerak di lingkungan, bahkan dalam kondisi cahaya rendah.
Ular Viper Biru merupakan spesies yang dominan arboreal, artinya sebagian besar hidupnya dihabiskan di pepohonan dan semak-semak. Perilaku ini sesuai dengan strategi berburunya, yang melibatkan menunggu dengan sabar agar mangsa lewat. Sebagai pemangsa embus, ular ini mengandalkan kamuflasenya yang baik dan serangan yang presisi untuk menangkap mamalia kecil, burung, dan kadang-kadang amfibi.
Baca Juga : GL Zoo Terima 10 Ekor Burung Hasil Sitaan BKSDA DIY
Sedangkan bisa yang dimilikinya bersifat hemotoksik, mempengaruhi pembekuan darah dan menyebabkan kerusakan jaringan. Meskipun biasanya tidak fatal bagi manusia, gigitan dapat menyebabkan nyeri parah, pembengkakan, dan gejala lain yang memerlukan perhatian medis.
Seperti banyak spesies di habitat alaminya, Ular Viper Biru menghadapi ancaman dari hilangnya habitat akibat deforestasi, perdagangan hewan peliharaan ilegal, dan perampasan manusia. Upaya untuk memantau dan melestarikan spesies ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan yang halus yang dipegangnya dalam ekosistem. (*/)
Komentar