Umur dan Hidup Seribu Tahun

Oleh : Ustadz Sujarwo

Oase1586 Dilihat

Teras Malioboro News – Tulisan ini, saya dedikasikan untuk belahan hati. Berikut dua putri kami, yang akan bertambah umurnya di paruh kedua bulan ini. Sementara sore kemarin,  saya memberi tausiyah pada acara buka bersama dan syukuran  atas bertambahnya usia dari suami sahabat kami. Sekaligus melangitkan doa-doa bagi ibunya yang sedang sakit.

Menjadi tua itu alami. Menjadi dewasa itu pilihan diri. Soal usia itu wilayah jatah yang Allah beri. Sementara umur yang bermakna dan berarti, itu pilihan hati.

Dalam psikologi ada istilah chronological age. Usia yang mengacu pada hidup yang diukur mulai dari kelahiran seseorang. Di sisi lain, ada pula istilah mental age. Usia yang mengacu pada capaian mental seseorang.

Sementara itu, dalam bahasa Arab ada istilah ajal untuk menunjukkan rentang antara hidup sampai kematian datang. Ada juga istilah umur, yang memiliki benang merah dengan pencapaian kualitas diri dan perbuatan baik yang kita gelar dalam kehidupan.

Umur, seakar kata dengan makmur. Umur terhubung dengan upaya untuk memakmurkan bumi. Karya untuk mengolah sedemikian rupa potensi alam dan lingkungan agar mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan.

“Dia telah menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya. Kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. 11 : 61)

Baca Juga : Bahagia Itu Sederhana

Dengan demikian, tidak heran, Allah mengkritik keras orang yang berharap maupun memiliki umur panjang. Tetapi tidak dimanfaatkan untuk menebarkan kebaikan. Justru, menabur kerusakan.

“Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati manusia yang paling tamak akan kehidupan dunia. Bahkan mereka lebih tamak dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun. Padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. 2 : 96)

“Dan mereka berteriak di dalam neraka :  “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka) : “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir.  Padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan. Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.” (QS. 35 : 37)

Kita teringat Rasulullah, Nabi pilihan dan teladan. Meskipun umurnya hanya 63 tahun dalam bilangan. Namun, terus diingat dan dikenang dengan penuh kasih sayang dan kerinduan. Ribuan tahun, bahkan sampai di akhir zaman.

Pepatah lama berkata : “Pulau Pandan jauh di tengah. Di balik pulau si angsa dua. Hancurlah badan dikandung tanah. Budi yang baik dikenang jua.”

Sementara senandung lagu religi berkumandang. “Sepohon kayu daunnya rimbun. Lebat bunganya serta buahnya. Walaupun hidup Seribu tahun. Bila tak beribadah apa gunanya? Walaupun hidup Seribu tahun. Bila tak beramal sholeh apa gunanya?”***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *