Teras Malioboro News—Untuk pertama kalinya, Kampus Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, memberangkatkan mahasiswa peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Ketapang di Kalimantan Barat. Jumlah mahasiswa yang diterjunkan ke Ketapang, tercatat sebanyak 12 orang dan sudah diberangkatkan 22 Juni 2023 silam.
Selain mereka, USD juga menerjunkan 1249 orang mahasiswa untuk mengikuti program KKN di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Mereka diberangkatkan Selasa (27/6/2023), menuju wilayah Temanggung, Sleman, Kulonprogo, serta Gunungkidul.
Wakil Rektor I Prof Ir Sudi Mungkasi, Ph.D mengatakan, penerjunan mahasiswa KKN ke Ketapang di Kalimantan Barat ini, atas permintaan dari pemda setempat. Melalui KKN ini, pihaknya ingin mengajak mahasiswa bersinergi dan mengintegrasikan ilmu di kampus untuk dapat diterapkan di masyarakat. “Karena KKN adalah bagian dari kurikulum dan proses perkuliahan, maka saya berharap semua peserta dapat mengembangkan diri serta berkolaborasi bersama kelompok masing-masing dan masyarakat. Semoga para peserta bisa mengelaborasi semua yang ada secara maksimal, dan menjaga nama baik almamater Universitas Sanata Dharma,” kata Sudi Mungkasi, saat memberikan sambutan pada upacara pelepasan mahasiswa KKN di Kampus USD Mrican, Selasa (27/6/2023).
Kepala DIvisi Operasional Pusat Kuliah Kerja Nyata (PKKN) USD, Drs. Silverio Raden Lilik Aji Sampurno, M.Hum dalam laporannya menyampaikan, KKN Reguler USD pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan bagian integral dari proses pembentukan karakter mahasiswa.
“Proses pembentukan karakter ini akan terjadi dalam interaksi antara mahasiswa dan masyarakat, proses analisis sosial terhadap permasalahan dan potensi di masyarakat, dan juga melalui proses evaluasi dan refleksi. Semoga cita-cita kami bermitra kerja dengan pemerintah daerah, pemerintah desa, dan warga masyarakat dalam kerangka proses pembangunan yang Berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik,” ungkap Rio.
Baca Juga : PMI DIY Kirim Kontingen Jumnas 2023 ke Lampung
Dijelaskan, pelaksanaan KKN dibagi dalam 2 tahap, tahap pertama Observasi dan Penyusunan Program dan tahap kedua Pelaksanaan Program, yang dilakukan dengan model live-in selama 30 hari dan 240 jam bekerja. Pelaksanaan KKN USD ini dimaksudkan untuk menghasilkan program-program pemberdayaan masyarakat yang muncul dari kolaborasi dan sinerngi antara peserta KKN dengan masyarakat.
Selama kegiatan KKN berlangsung, semua mahasiswa dibekali dengan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. USD dan BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dalam rangka menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, khususnya saat pelaksanaan program KKN selama satu bulan.
Sofia Nur Hidayati, Kepala Bidang Kepesertaan Program Khusus BPJS menyampaikan bahwa kerjasama ini adalah hal sangat baik.
“Sesuai Permenaker No 5 th 2021 para mahasiswa yang menjalankan program magang dan KKN wajib diberikan perlindungan jaminan keselamatan kerja. Kami mengapresiasi apa yang sudah dilaksanakan Universitas Sanata Dharma yang berkomitmen memberi jaminan perlindungan kepada para mahasiswanya. Semoga dapat menginspirasi perguruan tinggi lain yang belum melakukannya,” ungkapnya.
Ketua Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa USD, Br. Yohanes Sarju SJ, menyampaikan bahwa pemberian jaminan kesehatan dan keselamatan bagi para peserta KKN ini adalah wujud komitmen USD bagi para mahasiswanya.
“Sebagai lembaga pendidikan, USD ingin memberikan jaminan keselamatan kepada semua yang mahasiswa yang bertugas di lokasi KKN. USD mengalokasikan dana kesehatan dan sosial yang dibayarkan oleh para mahasiswa setiap semester, salah satunya untuk pembiayaan jaminan keselamatan ini. Ini adalah yang ketiga kalinya kami bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan,” ungkapnya.
Baca Juga : Kangen Jogja, Dorong Pertumbuhan Potensi Wisata dan UMKM
Terpisah, kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta, Teguh Wiyono menambahkan, Kerjasama dengan USD ini menjadi sebagian dari upaya BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan bagi mahasiswa KKN.
Selama pemberangkatan, kemudian beraktivitas di lokasi KKN dan dalam perjalanan kembali pulang ke kampus, bukan mustahil akan menghadapi risiko yang tidak terduga.
“Dengan Kerjasama ini, setidaknya mahasiswa yang berangkat KKN maupun pihak civitas akademika kampus USD lebih tenang. Karena apabila terjadi risiko dalam pelaksanaan program KKN ini, sepenuhnya akan kita cover,” kata Teguh. (suwarjono)
Komentar