STAIMS Yogyakarta Wisuda 70 Sarjana Pendidikan, Wujudkan Pendidik Unggul dan Berkarakter 

Headline1, Pendidikan107 Dilihat

Teras Malioboro News – Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada (STAIMS) Yogyakarta mewisuda 70 Sarjana Strata 1 Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab. Kegiatan wisuda yang ke-26 tahun 2024 diadakan di Canvinton Hotel Yogyakarta, Sabtu (14/9/2024)

Ketua STAIMS Yogyakarta Dr H Azis SAg MA dalam sambutannya mengatakan, wisuda kali ini mengambil tema Mewujudkan Pendidik Unggul dan Berkarakter. Unggul adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, berdaya saing, berakhlak mudia, dan berkomitmen kebangsaan.

“Berkarakter dikembangkan secara berkesinambungan, salah satunya melalui pendidikan keagamaan, yang pendekatannya meliputi aspek pengetahuan, akhlak juga akidah. Utamanya juga mencakup ajaran untuk bertoleransi, menghargai keragaman, dan menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa. Proses ini mempersiapkan generasi muda pembawa estafet kepemimpinan bangsa,” ujar Azis.

Ia mengatakan, eksistensi dan keberlanjutan STAIMS Yogyakarta ke masa depan otomatis akan semakin berat dan ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dan dijawab dengan penuh kreatif dan inovasi untuk mengembangkan ke arah yang lebih maju.

Baca Juga : Jenjang Ketiga, Pemda Beri Pelatihan dan Dorong Tenant Teras Malioboro Berkolaborasi serta Memperluas Jaringan

“Untuk meningkatkan mutu lulusan, kami telah melakukan berbagai inovasi pembelajaran, pengembangan SDM, pengembangan sistem informasi dan berbagai kerjasama dengan berbagai pihak pemerintah maupun swasta, peningkatan karya ilmiah baik jurnal maupun buku,” ujar Azis.

Dijelaskan, STAIMS Yogyakarta telah memiliki 5 dosen bergelar doktor dan dua kandidat doktor serta 10 dosen telah memperoleh sertifikat dosen.

Sementara itu Ketua Yayasan Masjid Syuhada Yogyakarta Ir H Muhammad Hanief MT berharap, sarjana STAIMS Yogyakarta mampu menjawab kebutuhan akan adanya fenomena dehumanisasi sebagai salah satu penyakit manusia modern. Dimana saat ini karena kecenderungan teknologi informasi menyebabkan manusia teralienasi (terasing) dengan dirinya sendiri.

“Manusia saat ini seolah tidak bisa menjaga jarak dengan arus informasi yang begitu dahsyat muncul di jagat maya. Sehingga muncul fenomena otoritas keagamaan yang tadinya bersifat personal menjadi bersifat impersonal, karena semua ada di jagat dunia maya, namun  kita menjadi sulit melacak kara sanad keilmuannya,” ujar Hanief.

Baca Juga : Talabumi Academy dan Talabumi Coffee, Dorong Peningkatan SDM di Industri Kopi

Oleh karena itu, lanjut Hanief, lulusan S1 STAIMS diharapkan mampu menjadi sarjana plus. Di satu sisi optimis menghadapi perubahan revolusi zaman yang terus berubah, namun di sisi lain tetap mempunyai basis spirit keagamaan yang kuat sehingga tidak mengalami pendewaan terhadap teknologi.

“Teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam rangka dakwah Islam memajukan peradaban umat Islam dan kemanusiaan,” tambah Hanief. (Chaidir)

Komentar