TerasMalioboroNews—Di panggung ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dunia, International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, dua nama ilmuwan muda Indonesia menggema. Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis berdiri di hadapan para pakar global untuk mempresentasikan sebuah penemuan yang berpotensi mengubah lanskap pengobatan diabetes: senyawa baru bernama Juanleoxy Fahrulanoside.
Penemuan yang berawal dari eksplorasi obat herbal tradisional ini tidak hanya berhasil menembus jurnal ilmiah internasional bereputasi tinggi, tetapi juga membawa para penemunya ke forum yang diakui oleh UNESCO dan WHO, sebuah pencapaian langka yang membanggakan bagi dunia riset Indonesia.
Akar Tradisi, Sentuhan Sains Modern
Perjalanan penemuan ini dimulai dari sebuah obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang telah lama beredar di Indonesia, Delites. Dengan pendekatan bioinformatika modern, Juan dan Fahrul berhasil mengidentifikasi sebuah senyawa aktif yang bekerja dengan menargetkan GLP-1 modulator, sebuah reseptor kunci dalam metabolisme tubuh.
“Mekanisme ini berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme secara keseluruhan,” jelas Juan Leonardo.
Setelah melalui serangkaian uji laboratorium yang menunjukkan hasil signifikan, riset mereka berhasil dipublikasikan di Frontiers in Nutrition, sebuah jurnal ilmiah Scopus Q1 yang berbasis di Swiss.
Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Pengakuan
Di balik keberhasilan ini, terdapat sebuah perjuangan yang tidak mudah. Kolaborasi antara Juan, yang memiliki latar belakang pendidikan medis di Tiongkok dan sains di Amerika, dengan Fahrul, seorang peneliti muda asal Madiun dengan lebih dari 105 publikasi internasional, dimulai sejak akhir 2022.
“Kesulitan terbesar adalah keterbatasan fasilitas riset di dalam negeri, mulai dari instrumen canggih hingga pendanaan berkelanjutan. Tapi dengan kolaborasi internasional dan kreativitas memaksimalkan sumber daya lokal, tantangan itu bisa dilewati,” ungkap Juan.
Kerja keras mereka terbayar saat abstrak penelitian mereka diterima untuk dipresentasikan di ICN Paris. “Saat diterima, itu momen bersejarah—karena hanya sedikit peneliti muda dari Indonesia yang bisa tampil di forum sebesar ini,” ujar Fahrul, yang saat ini menjabat sebagai Vice President of Medical Research Center of Indonesia.
Harapan Baru dan Pesan Integritas
Saat ini, Juanleoxy Fahrulanoside, yang namanya telah terdaftar di National Library of Medicine, masih berada pada tahap penelitian dasar. Namun, potensinya di masa depan sangat besar, mulai dari pengembangan kapsul ekstrak hingga minuman fungsional sebagai terapi diabetes yang efektif dan aman.
Bagi kedua penemu, pencapaian ini membawa sebuah pesan yang lebih dalam. “Integritas bukan sekadar mencegah plagiarisme, tapi budaya akademik: bagaimana data dikumpulkan, dianalisis, dilaporkan, hingga keberanian menolak manipulasi,” tegas Juan. (***)