Dari Ruang DPD RI, Para Guru PAUD Belajar Ketrampilan Berbahasa Cinta

Headline1, Pendidikan732 Dilihat

Teras Malioboro News —   Suasana  ruang pertemuan Kantor DPD RI DIY , Sabtu (13/9/2025 ) dipenuhi riuh tepuk tangan dan gelak tawa.  Sebanyak 60  guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari berbagai penjuru Kota Yogyakarta berkumpul, bukan untuk sekadar rapat formal, melainkan larut dalam sebuah pengalaman yang menghangatkan hati: Workshop Public Speaking yang digelar Program Studi Sastra Inggris Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Workshop ini lahir dari semangat pengabdian masyarakat, dirancang khusus untuk membekali para guru PAUD dengan keterampilan berbicara di depan umum. Bukan hanya agar mereka fasih berbicara di kelas, tetapi juga percaya diri di forum profesional—dari rapat wali murid hingga panggung presentasi.

Di awal acara, Dr. Rachmat Nurcahyo, SS, MA, ketua tim sekaligus narasumber utama, menegaskan peran guru sebagai komunikator. “Guru PAUD bukan sekadar penyampai materi. Ia harus mampu menghidupkan cerita, mengatur tempo suara, dan menjalin kedekatan emosional dengan anak-anak,” ujarnya, membuka mata banyak peserta yang hadir.

Metode Belajar di luar kelas melengkapi kegiatan workshop public speaking yang disampaikan oleh Dr.Rachmat Nur Cahyo SS,MA ( Foto : Istimewa )

Materi workshop ini sengaja dibagi menjadi dua dimensi. Pertama, public speaking di kelas, yang melatih guru bercerita dengan intonasi penuh warna, tempo suara yang pas, serta komunikasi yang menyentuh dunia kognitif dan emosional anak usia dini. Kedua, public speaking di ranah profesional, yang melatih keberanian guru saat berdiri di hadapan orang tua, rapat lembaga, hingga forum masyarakat.

Namun, bukan sekadar teori yang ditawarkan. Workshop ini menjelma menjadi ruang bermain yang serius. Melalui simulasi, games, dan dramatisasi cerita, para guru diajak mencoba berbicara dengan intonasi yang berbeda, mengulang kisah dengan tempo cepat dan lambat, hingga berimprovisasi menggunakan gerakan sederhana. Metode interaktif ini membuat mereka bukan hanya mendengar, tapi juga merasakan langsung bagaimana tampil sebagai pembicara.

Selain Dr. Rachmat, hadir pula tim pengabdi UNY: Dr. Andy Bayu Nugroho, SS, MA, Dindadari Arum Jati, SS, MHum, serta Regita Sekar Arum, SS, M.Li. Mereka memberi inspirasi melalui praktik nyata—bagaimana suara tidak jatuh monoton, bagaimana gerakan tubuh memperkuat pesan, hingga pentingnya menatap audiens dengan hangat.

Para guru PAUD se Kota Yogyakarta praktek teknik bercerita ( Foto : Istimewa )

Hasilnya terasa nyata. Renti Yuni, S.Pd, Kepala Candice Kids, mengaku pulang dengan kepercayaan diri baru. “Rasanya lebih pede saat harus berbicara, baik di kelas maupun di depan orang tua,” ucapnya sambil tersenyum. Maya Veri Oktavia, S.Pd, M.Pd, Ketua PAUD Kota Yogyakarta, juga memberi apresiasi. Menurutnya, kegiatan ini sangat berharga untuk peningkatan kualitas guru PAUD. Ia berharap ada pelatihan lanjutan dengan cakupan yang lebih luas.

Pembelajaran Dengan Metode Permainan Melengkapi Kegiatan Workshop. ( Foto : Istimewa )

Workshop ini bukan hanya tentang teknik berbicara. Ia menjadi ruang bagi para guru untuk berani bereksperimen dengan kata-kata, menemukan gaya komunikasi sendiri, dan menyadari bahwa suara mereka bisa menjadi jembatan kasih sayang bagi anak-anak.

Di tengah riuh tawa dan latihan kecil itu, lahir keyakinan baru: setiap guru PAUD bukan hanya pengajar, melainkan pendongeng, penyemai inspirasi, sekaligus penggerak hati. Dari mulut mereka, kata-kata menjelma jadi cahaya yang menuntun masa depan kecil yang sedang tumbuh di kelas-kelas penuh warna. (*/)