Teras Malioboro News – Desainer Dewi Roesdji kembali menghadirkan koleksi yang penuh karakter dengan nuansa etnik kontemporer.
Kali ini, Dewi menampilkan rancangan yang berpijak pada kekayaan kain tradisional Nusantara, namun tetap membawanya ke ranah modern yang segar.
Siluet panjang menjadi identitas utama dalam koleksi ini. Setiap busana ditata dengan potongan longgar, jatuh, dan sederhana, memberi ruang kenyamanan sekaligus kesan anggun bagi pemakainya.
Kesan minimalis namun elegan begitu kental terlihat ketika para model melangkah di atas runway, memancarkan aura kuat namun tetap lembut.
Warna-warna yang dipilih Dewi Roesdji menunjukkan permainan harmonis antara netral dan cerah.
Beige, krem, serta putih hadir sebagai dasar yang menenangkan, kemudian dipadukan dengan biru, ungu, dan hitam untuk memberikan aksen dramatis.
Pola garis vertikal yang konsisten juga memberikan kesan tinggi dan ramping, sekaligus menegaskan karakter busana yang berani tampil tanpa berlebihan.
Salah satu kekuatan karya Dewi terletak pada penggunaan kain tradisional dengan pola etnik yang diolah ulang.
Tenun dan motif ikat yang biasanya melekat pada pakaian adat, dipresentasikan dalam bentuk outer panjang, dress, maupun setelan modern.
Tidak hanya sekadar dipertahankan keasliannya, kain tradisional tersebut diramu agar selaras dengan kebutuhan mode masa kini, menjadikannya relevan di mata generasi muda.
Detail hijab dan penutup kepala yang dipakai para model juga tidak luput dari perhatian. Menggunakan lilitan kain yang rapi namun dinamis, tampilan tersebut memberi tambahan nilai estetika sekaligus memperlihatkan keberanian Dewi dalam mengeksplorasi gaya.
Aksesoris kepala ini bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen yang mengikat keseluruhan narasi busana di atas panggung.
Dalam konteks mode Indonesia, rancangan ini dapat dibaca sebagai upaya mempertemukan tradisi dan modernitas.
Dewi Roesdji seolah ingin menegaskan bahwa kain warisan leluhur tidak hanya pantas digunakan pada upacara adat, tetapi juga bisa bersaing di panggung internasional.
Koleksi ini mengajak penonton untuk melihat kembali identitas lokal dengan cara yang lebih segar, lebih relevan, namun tetap menghargai akar budaya.
Karya Dewi Roesdji juga memberikan inspirasi bagi industri fashion tanah air untuk terus menggali potensi kain tradisional.
Dengan pengemasan yang tepat, motif etnik Nusantara bisa menembus pasar global tanpa kehilangan jati diri.
Seperti yang terlihat dalam peragaan ini, busana tidak lagi sekadar pakaian, melainkan medium untuk bercerita tentang asal-usul, identitas, dan masa depan.
Melalui koleksi ini, Dewi berhasil menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar tren musiman. Ia meramu tradisi dengan modernitas dalam satu tarikan napas yang sangat mempesona. (*/Sulist Ds )