Mahasiswa UNY Teliti  Fungsi Ekstrak Daun Kopi Sebagai Pembasmi Jamur Tanaman Cabai ,

Headline2, Pendidikan251 Dilihat

Teras Malioboro  News — Faktor yang mempengaruhi produktivitas  tanaman cabai salah satunya adalah serangan jamur patogen. Phytophthora capsici .  Jamur ini menyebabkan busuk akar pada cabai. Pengendalian busuk akar pada cabai cukup sulit untuk dilakukan karena proses infeksi berada di sistem perakaran sehingga sulit terdeteksi.

Untuk itu mahasiswa Fakultas MIPA UNY meneliti ekstrak daun kopi untuk menghambat pertumbuhan phytophthora capsici.

Menurut Harnung Wulan , Dari pengendalian busuk akar pada cabai cukup sulit untuk dilakukan karena proses infeksi berada di sistem perakaran sehingga sulit terdeteksi.  Serangan jamur ini menyebabkan akar menjadi kehitaman, batang kerdil, layu, dan akhirnya mengalami kematian kurang lebih 2 minggu setelah proses inokulasi” ujar Harnung, Selasa (24/10).

Baca Juga : Puluhan Kendaraan Dinas UNY  Dikenai  Uji Emisi  Gas Buang

Ditambahkan Harnung, penggunaan fungisida sintesis yang melebihi batas dapat membahayakan organisme lain sehingga dapat diminimalisir dengan pembuatan biofungisida.

Berdasarkan penelitian daun kopi (Coffea Canephora) memiliki kandungan alkaloid yang cukup tinggi, yaitu sebesar 13.552 mg/g daun kopi tua. Kandungan alkaloid ekstrak daun kopi yang tinggi diharapkan dapat menghambat pertumbuhan jamur phytophthora capsici.

Berdasarkan riset yang telah dilakukan, nanoemulsi formulasi 1 memiliki ukuran partikel paling kecil sebesar 11 nm.

Nilai turbiditas dipengaruhi oleh ukuran partikel dimana semakin besar ukuran partikel maka turbiditas nanoemulsi akan semakin meningkat. Persentase transmitansi akan meningkat apabila jumlah fraksi senyawa alkaloid yang ditambahkan semakin rendah. Viskositas dari semua formulasi memiliki nilai yang relatif rendah sekitar 6,0-7,1 cP.

Baca Juga : UNY Berkomitmen  Untuk Wujudkan Kampus Hijau

Nanoemulsi yang terbentuk juga bersifat stabil dimana nilai transmitansi, turbiditas, dan viskositas tidak berbeda nyata sebelum dan setelah penyimpanan. Pengujian antifungi menunjukkan bahwa formula 1 menghasilkan zona hambat paling besar yaitu sebesar 17,8 mm. Pengujian in silico menunjukkan bahwa ligan berinteraksi hidrogen dengan Asp485 dan Mse484 (atom yang berinteraksi N-O), dan ligan berinteraksi hidrofobik dengan Mse488, Lys452, Leu448, dan Gly45 pada protein jamur phytophthora capsici.

“Formulasi sediaan nanoemulsi senyawa alkaloid ekstrak daun kopi paling stabil menghasilkan zona daya hambat phytophthora capsici terbesar dan paling efektif menyembuhkan infeksi jamur pada tanaman cabai” paparnya. (*/SDs )