Teras Malioboro News – Perayaan hari besar pada beberapa agama, memiliki ke-khasan tersendiri. Salah satunya, terletak pada kudapan lezatnya. Seperti pada perayaan hari raya Idul Fitri, identik dengan hidangan khas ketupat, rendang, dan opor ayam. Begitu pula perayaan imlek, yang akan kami angkat dalam artikel ini, dengan kue lapis legitnya. Tidak hanya lezat, tetapi juga sarat akan makna.
Kue lapis legit berwarna coklat keemasan. Susunannya berlapis-lapis dan memiliki tekstur lembut sedikit oily. Menggambarkan rasa yang legit dan khas. Lapis legit selalu hadir di meja makan saat perayaan Imlek. Selain sebagai hidangan penutup, juga sebagai lambang doa dan harapan yang ditujukan pada leluhur untuk
kelimpahan rezeki dan kemakmuran di setiap tahun.
Uniknya, bila dirunut secara historis, lapis legit bukanlah kue yang berasal dari Cina atau Tionghoa. Lapis legit berakar pada masa kolonial Belanda di Indonesia. Berawal dari masyarakat Belanda yang tinggal di Indonesia. Mereka membuat satu kue yang khas dan dikenal dengan nama spekkoek. Nama spekkoek berasal dari bahasa Belanda, spek yang berarti minyak babi, sementara koek yang berarti kue atau bolu. Penamaan pada kue ini didasarkan pada kemiripan antara lapisan kue dan lapisan lemak pada hewan babi (kompas.com).
Kemudian, nama kue tersebut diserap dan dimodifikasi oleh masyarakat Tionghoa-Peranakan menjadi bagian dari tradisi mereka. Bukan hanya itu, pada saat bersamaan, mereka mengadopsi resep dan teknik Eropa, sekaligus memadukannya dengan rempah-rempah asli Indonesia (cengkeh, kayu manis, pala).
Di wilayah-wilayah seperti Singapura, Malaysia dan Indonesia, masyarakat Tionghoa yang telah lama berinteraksi dengan budaya lokal, menjadikan kue lapis legit bagian dari identitas pada perayaan Imlek. Layaknya kue keranjang (nian gao) yang menjadi simbol utama Imlek di Tiongkok. Oleh karena itu, kue lapis legit merupakan simbol akulturasi antara budaya Belanda, Eropa, Tionghoa, dan lokal. Dengan demikian, kue lapis legit menjadi simbol kuliner multikultural yang khas dalam perayaan Imlek.
Di samping keunikan asal usul sejarah, kue lapis legit juga memiliki makna filosofi yang dalam. Pertama, lapisan kue lapis legit memiliki makna kehidupan yang maju dan meninggi. Semakin
tinggi undakan atau kemajuan yang ingin kita capai, maka semakin banyak pula nasib baik yang akan terjadi. Kedua, sebagai lambang kemakmuran dan keberuntungan. Ketiga, sebagai doa untuk rezeki berlimpah setiap tahun. Terakhir, sebagai gambaran kesabaran dalam menjalani kehidupan lewat pembuatanya yang mengandalkan keuletan, ketelitian dan kesabaran karena memakan waktu yang cukup lama. Berkisar 3-4 jam untuk sekali pemanggangan dengan ukuran loyang 20×20 cm. (@meRonacakes)
Bersambung…
)*Ditulis oleh Ginka Az Zahro Wijoyo Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta semester 2, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir. Mata kuliah Agama-Agama Dunia, dengan dosen pengampu : Nur Edhi Prabha Susila Yahya, S.Th.I., M.Ag