Bareng Perwakilan dari Belasan Negara, GKR Hemas Membatik di Puncak JIBB

Headline1, Jogja Raya213 Dilihat

Teras Malioboro News —GKR Hemas ikut membatik, dalam rangkaian acara puncak Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2023, di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Kamis (26/10/2023). Coretan canting GKR Hemas, dibersamai oleh puluhan orang perwakilan dari berbagai negara yang ikut mengikuti rangkaian acara ini secara daring.

Pihak panitia menjelaskan, puncak JIBB ini diikuti 15 negara. Mengangkat tema Borderless Batik – Sustainable and Marketability. Melalui kegiatan ini, diharapkan batik semakin dikenal dunia dan bisa digunakan oleh semua orang, tanpa dibatasi usia dan tempat.

JIBB melibatkan berbagai elemen masyarakat. Mulai dari pelaku usaha, pencinta batik, dan masyarakat umum. Event ini merupakan salah satu perwujudan komitmen untuk menjadi pelopor dalam pengembangan sekaligus sebagai pertahanan menjaga nilai, tradisi, seni, budaya luhur yang termanifestasi dalam batik.

baca juga: Rayakan Hari Batik Nasional, ACC Beri Pelatihan Membatik Untuk UMKM

“Ini adalah komitmen yang dipersembahkan untuk Indonesia. Sebuah komitmen yang dalam realisasinya sangat membutuhkan dukungan penuh dari seluruh elemen bangsa,” ujar Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X.

JIBB, kata Paku Alam, juga merupakan salah satu perwujudan komitmen untuk menjadi pelopor dalam pengembangan dan sekaligus sebagai benteng pertahanan dalam menjaga nilai-nilai tradisi seni budaya luhur yang termanifestasi dalam batik.

Sebuah komitmen, yang dalam realisasinya sangat membutuhkan dukungan penuh dari seluruh elemen bangsa.

“Sehingga pada kesempatan ini saya juga menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada segenap KBRI di luar negeri atas kesediaannya untuk terlibat,” katanya.

Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Ani Nigeriawati menyampaikan apresiasinya terhadap gelaran JIBB. Ia mengatakan UNESCO telah menyebut batik sebagai living art, yang menunjukkan berbagai fungsi dan memberikan dampak bagi kehidupan orang Indonesia.

Ani juga menyebut batik sebagai local tradition yang diajarkan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi. Lewat motif dan warnanya, batik menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi luhur berbagai daerah di Indonesia.

baca juga: GKR Hemas Mencanting Virtual, Tandai Pembukaan JIBB 2023 di Jakarta

Pengakuan yang diberikan UNESCO tersebut, Ani menyatakan harus dibarengi kampanye dari diri sendiri, untuk membuat batik lebih dikenal dan diterima dunia.

Batik bisa menjadi soft power diplomasi yang membantu Indonesia untuk memperkuat hubungan persahabatan dengan negara di dunia. “Bentuk diplomasi soft ini juga dilakukan oleh perwakilan RI di luar negeri melalui berbagai misi sosial budaya yang bertujuan untuk mempromosikan Indonesia dan menimbulkan kecintaan terhadap Indonesia,” ujarnya. (Suwarjono)