Gerakan Civitas Akademika  Kritik Jokowi , Fenomena  Badai Dalam Toples.

Headline1, Politik540 Dilihat

Teras Malioboro News —  Peneliti dan Konsultan Politik Denny Januar Ali  atau Denny JA menilai, gerakan  politik dari civitas akademika sejumlah  kampus yang marak menjelang Pemilu 2024 tak mempengaruhi elektoral Paslon.  Bahkan, fenomena itu dianggapnya sebagai Badai Dalam Toples.

“   Kalangan terpelajar itu sendiri totalnya jumlahnya di bawah 10% saja . Apapun yang terjadi di Kalangan ter pelajar ini itu hanya menjadi badai di dalam toples saja.  efeknya hanya di kalangan pemilih 10% saja karena majori pemilih kita yang tak tamat SD tamat SD tak tamat SMP tamat SMP itu 60% , atau 6  kali lebih banyak dari kalangan terpelajar . “  ujar Denny seperti dikutip redaksi dari kanal youtube Orasi Denny, Selasa (6/2/2024).

Selanjutnya Denny menjelaskan, dalam Pemilu ini , gerakan apapun yang muncul  bisa  ditangkap dalam 2 perspektif yang penting .  Pertama  untuk melihat efeknya bagi politik elektoral ,seberapa besar efek gerakan itu untuk menambah atau mengurangi elektabilitasnyapr tertentu karena memang dari kacamata ini yang penting adalah menang dan kalah dalam prpres dan siapa yang akhirnya terpilih dalam ppres itulah yang penting dan ini cara berpikir politisi .

Baca Juga : Dituding Istana Aksi Kampus Pesanan Partisan, Ini Jawaban Guru Besar UGM 

Namun  gerakan politik itu juga bisa dilihat dari  perspektif lain yang tak kalah pentingnya yaitu civic education. Jadi, menurut perspektif ini  yang  mereka lihat  efeknya untuk menyuburkan demokrasi  serta  menciptakan  demokrasi yang sehat . Hal inilah yang  menurut Denny sangat disukai oleh aktivis demokrasi dan para pejuang Civil Society .

Kemudian, lanjut Denny,  gerakan aktivis kampus   termasuk didalamnya  para profesor yang kritis kepada Jokowi,  dari sisi pendidikan politik  merupakan  satu gerakan yang penting , sehingga suara-suara yang semiring apapun dari kampus , sejauh itu  merupakan hasil riset ,hasil renungan itu  merupakan hal yang akan selalu  berdampak baik- dan bisa  membuat demokrasi kita untuk tumbuh dan bertransformasi  menjadi lebih matang.

Tetapi,  dari si politik elektoral pengaruh gerakan kampus ini tidaklah banyak . Berdasarkan  data yang dimilikinya, sampai saat ini   Tingkat Kepuasan  terhadap Jokowi   mencapai 80,8% .  Sementara itu, dikalangan kaum terpelajar  data survei yang dimilikinya menunjukkan angka rata-rata 77,9 % sementara yant tak puas pada Jokowi hanya 21,8 persen.

Baca Juga : Survei LSI Tempatkan Prabowo – Gibran di Angka 56.1 Persen, Peluang Pemilu Satu Putaran

“  Jadi bisa kita katakan di kalangan terpelajar kalau kita definisikan, mereka yang  ( berstatus) mahasiswa  , para Profesor  ( yang ada ) di setiap kampus itu rata-rata dari 10 orang warga kampus ada 2 yang tak puas para Jokowi tapi ada 7 orang yang puas para Jokowi . Sementara hanya 1 orang dari 10 itu yang tidak memberikan suara .  “ tegas Denny.

Ditambahkan Denny, hal semacam itu bisa terjadi karena  ada perbedaan persepsi mengenai realitas politik  antara para guru besar  maupun kalangan lain.  Untuk itu,  jika gerakan ini dimaksudkan untuk mengganggu eletoral  paslon,  maka efek elektoral itu  tak banyak.  Namun , dalam demokrasi  hal itu dapat dilihat dari sisi Civic education-nya (*/Sulist Ds )

Komentar