Teras Malioboro News — Prodi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (MM FEB ) Universitas Gadjah Mada menggelar tasyakuran puncak Dies ke-35 di selasar kampus MM FEB UGM, Minggu (2/7). Pada upacara puncak rangkaian Dies kali ini, Prodi MM FEB UGM meluncurkan 2 buku sekaligus yakni buku Mencetak Mencetak Pemimpin Bisnis dan Buku Kasus Manajemen perusahaan di Indonesia seri ke-9 yang berjudul “Business Beyond Boundaries: Internationalization Strategy, Processes, and Practices”.
Peluncuran buku ditandai secara simbolis penyerahan sampul buku dari Ketua Prodi MM FEB UGM Kampus Yogyakarta Prof. Amin Wibowo, MBA., Ph.D., dan Ketua Prodi MM FEB UGM Kampus Jakarta Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A., kepada Dekan FEB UGM Prof. Dr. Didi Achjari.
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada menyampaikan ucapan selamat hari jadi ke-35 prodi MM FEB UGM yang menurutnya telah menorehkan perjalanan panjang untuk menjadi sekolah bisnis terkemuka di dunia. Saat ini MM UGM berada pada peringkat 40 di Asia dan 201-250 di dunia dalam pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) Global MBA Ranking 2023. Bahkan dalam hasil pemeringkatan tersebut, MM FEB UGM masuk dalam peringkat 72 dunia pada aspek Entrepreneurship and Alumni Outcome.
Baca Juga : Rektor UGM : Pancasila Hadapi Tantangan Arus Globalisasi
“Saya kira Dies kalia ini menandai perjalanan yang panjang MM FEB UGM yang dimulai dari membuka prodi di dekat ruang dekanat (FEB) sebelah timur. Kami tentu berkeinginan MM FEB tetap mempertahankan kualitas dari sisi pengetahuan, mencetak pemimpin bisnis dan misi yang baru nurturing the future leader dan Sustainability, saya kira MM FEB bisa menjadi pionir,” katanya.
Soal akreditasi internasional, Didi Achjari menekankan bahwa FEB UGM mampu mempertahankan akreditasi sekolah bisnis bergengsi di dunia tersebut dalam bidang pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat. “AACSB harus tetap dipertahankan,” ujarnya.
Seiring dengan perubahan teknologi dan sistem pembelajaran, Dekan FEB UGM berharap prodi MM FEB UGM bisa menjadi pionir dalam menggunakan integrasi teknologi dan pedagogik yang baru dimana belajar tidak hanya melulu dalam kelas namun berabsis studi kasus. “Tidak melulu di kelas tapi pendekatan studi kasus dengan pelaksanaan luring dan daring dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan alumni,” jelasnya.
Baca Juga : FKG UGM-Cobra Dental Berikan Topikal Aplikasi Fluor Gratis bagi 1.200 siswa SD di Jogja
Ketua Prodi MM FEB UGM Prof Amin Wibowo menuturkan apa yang dicapai oleh prodi MM FEB UGM sekarang ini tidak lepas dari kontribusi para pendiri dan pengelola prodi sebelumnya. “Kami selaku kepengurusan prodi MBA ingin terus berprestasi baik di tingkat nasional namun juga internasional karena prodi ini menjadi acuan dari prodi MBA di seluruh Indonesia. Kita ingin terus berprestasi memenuhi harapan semua stakeholder,” paparnya.
Amin menyebutkan saat ini Prodi Mm FEB UGM sudah menjalin kerja sama dengan 42 prodi MBA di seluruh dunia yang berada di Eropa, Amerika, Asia hingga di lingkup Asia Tenggara. “Kita sudah berkolaborasi dengan 42 prodi MBA di Jepang, Korea, Eropa, Asia dan negara-negara di ASEAN,” katanya.
Jumlah kerja sama dengan prodi MBA ini menurut Amin meningkat dari sebelumnya hanya 38 hasil kerja sama dengan bentuk pembukaan joint degree dan dual degree, hingga pertukaran dosen dan mahasiswa. “Tentu saja menjadi kebanggan kita sekarang ini program ASEAN Master in Sustainability Management hasil kerja sama dengan pemerintah Norwegia dan AUN BE dimana MM FEB UGM menjadi pelaksana program ini sudah meluluskan lebih 20 mahasiswa ambil dual degree. Sekarang ini sudah memasuki tahap batch 2,” jelasnya
Baca Juga : Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Ramah Disabilitas
Sementara Ketua Prodi MM FEB UGM Kampus Jakarta Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A., mengatakan jumlah mahasiswa aktif prodi MM Feb UGM ini sekitar lebih dari 2000 mahasiswa dimana 1900-an mahasiswa di Kampus Jakarta dan 900-an mahasiswa di kampus Yogyakarta. “Sekitar 2000 lebih mahasiswa aktif di dua kampus,” jelasnya.
Setiap tahuannya, MM FEB UGM kampus Jakarta menerima calon mahasiswa baru yang dibagi menjadi tujuh kelas, dimana enam kelas yang diperuntukan kepada mahasiswa yang sudah bekerja dan satu kelas reguler. “Untuk enam kelas kita bagi lagi menjadi dua jenis yakni kuliah malam hari dari senin hingga jumat dan ada kelas weekend pada hari jumat hingga sabtu,” pungkasnya.
Komentar