Teras Malioboro News — Bisnis fashion di tanah air dan dunia makin bergairah. Hal itu membuat para fashion designer y menjadi sangat bergairah guna melahirkan karya yang lebih kreatif dan berdaya guna. Namun, disisi lain, sebagai sebuah industri produk busana juga harus tetap menyesuaikan dengan selera pasar sehingga dibutuhkan strategi marketing yang tepat sangat dibutuhkan.
Strategi Marketing di dunia fashion itu harus selalu “fresh”. Inovasi wajib berjalan terus. Terutama yang sifatnya “experience”. Bisa dirasakan, bercerita dan punya resonansi di ranah digital yang dikuasai generasi millenial.
Kemajuan dunia digital juga perklu disikapi secara bijaksana sehingga para pelaku industri fashion tidak hanya fokus pada marketing konvensional, tetapi juga perlu fokus untuk menggarap marketing online yang saat ini begitu bergelora .
Gen Z dan Generasi Millenial merupakan ceruk pasar yang sangat potensial. Untuk itu, melalui marketing online para designer yang berasal sebagian berasal dari generasi baby boomers harus mencari akal dan harus terus kreatif mencari peluang dalam bisnisnya agar terus berjalan dan berkembang.
Baca Juga : Sultan HB X : Industri Fashion Berpotensi Menjadi Kekuatan Baru
Apalagi ketika punya komitment menjaga, memotivasi dan mem “bisnis” kan bersama seperti yang dilakukan House of LMAR yang ada di di Galeria Mall lantai 1, . Di Butik ini ada beberapa brand yang sudah international dan national bukan sekedar lokal.
Dari prosentase konsinyasi , sejumlah produk yang berasal dari para perajin dan pengusaha UMKM , butik ini cukup punya peran. Inovasi pergerakan branding dan marketing yang sejak berdiri terbukti sangat membantu mereka terutama pada saat pandemi.
House of LMAR mencoba berkomitment untuk mempresentasikan produk2 di Butik ini, pilihan tetap pada masyarakat,. Bahkan ,khusus pada Minggu (3 /3/2024) , dijadikan Movement Gerakan bersama dalam mencintai produk wastra Indonesia lewat Hari Sarung Nasional yang dibuka oleh BRAy Iriani Widjoyokusumo dan dihadiri juga oleh ibu Lies Piliang dari Dinas Pariwisata kota Jogja
Baca Juga : Secret Styled, Pakaian Bekas Yang Tampil Berkelas
Terdapat 80 partisipan dalam kegiatan Trunk Show yang didominasi anak-anak muda . Mereka yang berasal dari berbagai komunitas tampil dengan ciri dan khasnya. Salah satunya D’Saroeng, Bala Maharddhika , Klamb – Kelompok anak muda berbudaya, IFC Jogja,. Bahkan terdapat juga partisipant dari Malaysia, USA, Australia dan para mahasiswa berbagai kota yang ikut di event ini, diselingi dengan tutorial sarong oleh Dewi Roesdji.
Sarung selain menjadi gaya berbusana, juga telah menjadi jembatan dinamis bagi seluruh kalangan masyarakat dalam mengangkat kain wastra dan budaya Indonesia l. Dan kini, melalui “ Sarong Movement”, gaya berbusana ini akan semakin mendunia. (*/Lia )